3.200 Ha Sawah Tak Terairi, Karawang Ajukan Irigasi ke Kementan

403 0

KARAWANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang melansir ada 3.200 hektare (Ha)sawah di wilayah ini yang menjadi langganan kekeringan karena tak terjangkau saluran irigasi. Pemkab Karawang pun mendatangi Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mengatasi hal ini.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan, RJIT ini dilakukan dengan membenahi saluran irigasi yang bermasalah. Selain itu juga dilakukan pemaksimalan fungsi saluran irigasi agar luas areal pertanaman bisa bertambah.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan, RJIT ini dilakukan dengan membenahi saluran irigasi yang bermasalah. Selain itu juga dilakukan pemaksimalan fungsi saluran irigasi agar luas areal pertanaman bisa bertambah.

“Dengan adanya program RJIT yang merupakan bagian dari management untuk memastikan ketersediaan sumber air pertanian ini diharapkan dapat memberi manfaat,” ujar Mentan SYL, Minggu (11/4).

Adapun manfaat dari Program RJIT ini yakni adanya ketersediaan air untuk pertanian, menormalkan saluran irigasi yang bermasalah, lahan yang terairi menjadi lebih luas, meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas petani.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menambahkan, pihaknya sudah menentukan kriteria petani atau areal pertanian yang dapat menerima rehabilitasi jaringan irigasi tersier ini.

“Kriterianya daerah irigasi yang saluran primer dan sekundernya memiliki kondisi yang baik untuk meningkatkan indeks pertanian padi sebesar 0,5. Kemudian jaringan irigasi tersier yang sudah mengalami kerusakan dan terhubung dengan jaringan irigasi primer,” ujar Sarwo Edhy.

Kriteria lainnya, jaringan irigasi yang memerlukan peningkatan fungsi untuk mengembalikan atau meningkatkan fungsi layanan irigasi, atau merupakan jaringan irigasi desa.

Salah satu manfaat layanan yang diterima oleh petani adalah meluasnya layanan irigasi dan meningkatkan produktivitas pertanian di daerah tersebut.

“Dampak positif dari program tersebut dimana indeks pertanaman pertanian semakin meningkat dan produktivitas petani pun semakin meningkat,” pungkasnya.

Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana mengatakan, 3.200 hektare lahan itu berada di Kecamatan Pakisjaya, utara Karawang.

“Areal pertanian di Karawang ini mayoritas mengandalkan irigasi. Akan tetapi, di Pakisjaya justru tak terjangkau oleh saluran irigasi,” ujar Cellica.

Karena itu, lanjut Cellica, pihaknya bersama dinas terkait mendatangi Kementerian Pertanian pada akhir pekan kemarin untuk mengusulkan terkait dengan penyediaan prasarana dan sarana pertanian.

Termasuk usulan ketersediaan pupuk, alsintan, jalan usaha tani, rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT) serta penyediaan sarana perpompaan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang M Hanafi Chaniago mengatakan areal persawahan yang jadi langganan kekeringan ini cukup luas, mencapai 3.200 hektare. Jika tak segera tertangani, maka akan memengaruhi produktivitas pertanian di Karawang.

“Selama ini untuk mengantisipasinya yakni dengan menyediakan alat pompa. Ada 8 unit pompa yang diperbantukan bagi petani di Pakisjaya saat musim kemarau,” ujar Hanafi.

Tetapi, pompanisasi ini hanyalah solusi sementara. Sejumlah usulan penyediaan sarana dan prasarana pertanian ini, lanjut Hanafi, disebabkan Karawang tak memiliki anggaran yang cukup untuk memenuhi semua kebutuhan sektor pertanian.

“Semoga usulan kami ini bisa menjadi fokus perhatian pemerintah pusat supaya produktivitas pertanian di Karawang tetap terjaga,” jelasnya.

Related Post

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *