DENPASAR – Bali sepertinya masih menjadi destinasi favorit wisatawan saat libur Natal dan Tahun Baru 2020. Buktinya, sebanyak 6 maskapai domestik dan mancanegara mengajukan 367 extra flight saat libur panjang akhir tahun di Bandara International I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali.
Maskapai yang mengajukan extra flight di Bali adalah Garuda Indonesia yang mengajukan 46 flight, Citilink (56 flight), Lion Air (114 flight), AirAsia (135 flight), Korean Air (4 flight), dan Malindo Air (12 flight).
General Manager PT Angkasa Pura Bandara International I Gusti Ngurah Rai Herry AY Sikado mengungkapkan, persetujuan telah diberikan bagi extra flight 6 maskapai tersebut.
“Permintaan extra flight telah diajukan 6 maskapai dan kami telah menyetujuinya. Total extra flight yang sudah disetujui sekitar 367 penerbangan, baik domestik maupun internasional. Kondisi ini tentu sangat bagus bagi pariwisata Bali,” ungkap Herry.
Dari penerbangan tambahan itu, rute Jakarta-Bali memiliki slot terbesar hingga 95%. Rute ini mendapatkan tambahan 351 penerbangan. Adapun untuk rute internasional ada 3, seperti Kuala Lumpur, Malaysia, dengan 6 extra flight, Brisbane, Australia (6 flight), lalu ada 4 penerbangan dari Incheon, Korea Selatan. Total extra flight ini mampu mengakomodir 76 Ribu seats.
“Extra flight dominan dari Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta. Meski demikian, tetap ada extra flight dari rute mancanegara. Namun, jika dibandingkan dengan pergerakan tahun sebelumnya memang ada penurunan yang besar,” ujar Herry.
Permintaan extra flight di penghujung tahun ini turun hingga 108%. Sepanjang libur Natal dan Tahun Baru 2019, permintaan extra flight hingga mencapai 765. Dari jumlah itu, total ketersediaan penambahan kursi penumpang mencapai 145 Ribu orang.
Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV Elfi Ami pun mengatakan, pergerakan penumpang skala nasional diprediksi turun.
“Untuk saat ini, prediksi penurunan jumlah penumpang skala nasional sekitar 8,4%. Di Bali jumlah extra flightnya juga turun. Tapi, kami optimis kalau jumlah pesawat dan penumpang di Bali akan relatif stabil. Sebab, Bali menawarkan alam dan budaya yang luar biasa eksotis,” kata Elfi.
Pergerakan wisatawan di Bali diprediksi mencapai puncaknya pada Minggu (22/12). Pergerakannya pun mencapai 74.611 orang dengan frekuensi 484 penerbangan. Adapun puncak pergerakan penumpang keluar dari Bali diperkirakan terjadi pada 5 Januari 2020.
“Kami gembira karena Bali terus dibanjiri wisatawan. Extra flight tetap memberikan impact positif bagi pariwisata Bali. Berapapun itu. Sebab, ada potensi penambahan arus wisatawan. Artinya, tetap ada aliran spending dari wisatawan yang masuk ke Bali. Angkanya optimal, apalagi arus wisatawan 3 kota besar dunia tetap terjaga,” tutup Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenparekraf Rizki Handayani. (***)