Alokasi Dalam Negeri Aman, Industri Pupuk Didorong Ekspor

553 0

KARAWANG – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong industri pupuk khususnya Pupuk Indonesia dan Pupuk Kujang milik BUMN tak hanya memproduksi pupuk subsidi, tapi juga berbagai jenis pupuk lainnya. Sasarannya untuk pengembangan komoditas yang memenuhi kebutuhan pasar ekspor.

“Saya pikirkan kepada seluruh industri pupuk yang ada agar tidak hanya mempersiapkan pupuk-pupuk bersubsidi tetapi mempersiapkan komoditi-komoditi tertentu untuk didorong mempergunakan pupuk yang luar biasa agar besok ada ekspor yang kita lakukan,” ujar Syahrul saat menghadiri Kujang Fest 2020 di Kawasan PT Pupuk Kujang, Karawang, Sabtu (7/3).

Syahrul menekankan pembangunan sektor pertanian hingga ke depan harus diperkuat, sebab bicara pertanian adalah tentang kehidupan. Bangsa Indonesia yang besarnya adalah negara ke-4 terbesar di dunia memiliki penduduk sebanyak 267 juta jiwa yang semuanya membutuhkan bahan pangan.

“Oleh karena itu semua harus berkonsentrasi mendorong pertanian kita, semua harus berkonsentrasi mempersiapkan pertanian kita termasuk pangan mereka (rakyat Indonesia, red),” ujarnya.

Lebih lanjut Syahrul menegaskan, Kementerian Pertanian (Kementan) dan berbagai stakeholder tidak hanya fokus menyediakan beras untuk 267 juta jiwa. Namun demikian, memprioritas juga pengembangan komoditas pangan lainnya lain yang menjanjikan untuk diekspor sehingga sektor pertanian semakin kuat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.

“Kita punya jagung kurang apa di semua tempat bisa di tanam. Kita punya manggis yang tidak ada di negara lain. Kita juga punya nenas dan jeruk yang rasanya memang rasa tropis yang berbeda dari negara-negara sub-tropis yang ada dan itu dibutuhkan dunia. Belum lagi kita bicara kopi, belum lagi kita berbicara coklat, belum lagi kita berbicara berbagai komuditas sayur dan lain-lain,” bebernya.

“Nenas itu menjadi trend sekarang. Setelah adanya virus Corona di Cina, suplainya kurang maka ini kesempatan untuk Indonesia untuk bisa masuk ke Eropa, Jerman dan Itali,” pintanya.

Untuk komoditas pangan Indonesia mengambil bagian dalam pasar ekspor tersebut, Syahrul optimis mampu mewujudkannya. Pupuk Kujang turut berkontribusi menghadirkan pertanian yang semakin siap ke depannya.

“Saya langsung percaya diri melihat karena katakanlah nanasnya menjadi sangat berat sekali, paprikanya luar biasa kayak yang hebat banget gitu dan saya tanya berapa per ton per hektar jawabanya antara 22 sampai 25 ton. Harganya di atas sekian ratus ribu, ini luar biasa,” ujarnya.

Oleh karena, Syahrul optimis Indonesia mampu memenuhi kebutuhan dunia dari aspek pertanian. Peranan industri pupuk khususnya Pupuk Indonesia dan Pupuk Kujang adalah sangat besar dalam mewujudkan kedaulatan pangan, sehingga jangan membiarkan rakyat sendiri.

“Kapan lagi kita perbaiki negeri ini , memberikan dukungan kepada petani kalau tidak dari sekarang agar mereka besok selain memenuhi kebutuhan nasional yang memang kita butuhkan menjadi makanan dan ketersediaan lainnya kita memang harus ekspor. Kenapa? karena ekspor itu menjanjikan berkali-kali lipat,” tegasnya.

Terakhir, Syahrul menegaskan sektor pertanian adalah solusi kehidupan yang pasti. Kemajuan suatu daerah dari tingat desa hingga kabupaten dapat diwujudkan dengan memprioritaskan program pertanian.

“Kalau Bupati mau melihat rakyat Karawang maju perhatikan pertanian dengan baik. Kalau Pak Camat mau melihat kecamatannya maju dorong saja pertanian lebih baik. Kalau kepala desa semua mau melihat rakyatnya hidupnya lebih baik terpenuhi kesejahteraannya dorong pertaniannya. Kalau mau negara ini hebat maka pertanian adalah salah satu jawabannya,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menambahkan, walau didorong untuk ekspor, ketersediaan pupuk dalam negeri dipastikan tercukupi. Baik itu pupuk bersubsidi ataupun non subsidi.

“Ketersediaan pupuk dalam negeri aman. Semua kebutuhan petani dalam negeri yang masuk dalam e-RDKK akan dipenuhi karena pengalokasian pupuk ini sifatnya elastis,” ujar Sarwo Edhy.

Adapun upaya untuk mengamankan penyaluran pupuk bersubsidi agar tepat sasaran, Sarwo Edhy menghimbau petani agar bergabung dengan kelompok tani, sehingga akses untuk memperoleh pupuk subsidi bisa lebih mudah.

Sebab, pupuk subsidi hanya dapat diakses oleh petani yang tergabung dalam kelompok tani dan memiliki Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) sebagaimana yang diatur oleh pemerintah.

“RDKK berfungsi untuk menentukan alokasi pupuk subsidi yang didasarkan pada pengajuan. Nanti semuanya akan disimulasikan dengan alokasi pupuk bersubsidi yang tahun 2020 ini sebesar 7,9 juta ton,” jelas Sarwo Edhy.

Sementara itu, upaya antisipasi kebutuhan petani yang tidak tercantum dalam RDKK dan tidak memperoleh alokasi pupuk bersubsidi, Kementan telah menerbitkan Surat Edaran yang mewajibkan anggota holding Pupuk Indonesia untuk menyediakan pupuk nonsubsidi di kios resmi, termasuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

“Saat ini serapan pupuk masih 21 persen, itu masih sedikit. Idealnya sampai bulan Maret ini harus 30 persen. Dengan target penyaluran pupuk subsidi sebesar 2.293.833 juta ton hingga Maret ini, kami prioritaskan untuk kebutuhan sektor tanaman pangan,” pungkasnya.(****)

Related Post

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *