Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi kembali menggelar parade berskala internasional, yakni Banyuwangi Ethno Carnival (BEC). Tahun ini, kegiatan akan dilangsungkan 27 Juli. Tema ‘The Kingdom of Blambangan’.
Staf Khusus Menpar Bidang Publikasi dan Media Don Kardono mengatakan, parade BEC akan digelar di Jalan Veteran, Taman Blambangan. Dalam tema di atas, panitia akan menghadirkan cerita tentang segala aspek kehidupan kerajaan Blambangan di Banyuwangi.
“Dalam tema tersebut, para desainer akan bercerita tentang bagaimana Kerajaan Blambangan berjaya pada masanya. Lengkap dengan berbagai kostum unik yang mampu menggambarkan kemakmuran Blambangan di masa itu,” ujarnya, Sabtu (20/7).
Kepala Bidang Pemasaran I Area Jawa Kemenpar Wawan Gunawan menambahkan, event ini merupakan bagian dari rangkaian Majestic Banyuwangi Festival 2019. Dimana, tahun ini BEC sudah memasuki tahun ke-9.
“BEC digelar sebagai salah satu upaya melestarikan seni budaya tradisional. Khususnya dalam parade yang memiliki brand-value dan nilai jual untuk pengembangan pariwisata, seni dan budaya,” jelasnya.
BEC juga digagas sebagai media campaign untuk menumbuhkankan kreatifitas generasi muda. Meningkatkan arus kunjungan wisata dan arus tujuan investasi. Serta sebagai wahana promosi (brand image) Kabupaten Banyuwangi di kancah nasional dan internasional.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung menjelaskan, pembukaan BEC 2019 akan diikuti sedikitnya 400 orang dalam gelaran sendratari. Ada pula penampilan artis-artis ibukota dan daerah yang akan turut menyemarakkan event tersebut.
“Kami optimis, BEC 2019 akan lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya. Ini bisa dilihat dari rundown acara, dimana panitia akan membangun banyak stage. Selain pangung utama, ada 10 panggung lain di sepanjang rute karnaval,” ungkapnya.
Staf Ahli Menpar Bidang CoE Esthy Reko Astuti meyatakan, event ini sendiri menggunakan kriteria 5C. Yaitu Creative Value, Commercial Value, Communication Value, Commitment CEO, dan Consistency. Penyelenggaraan dilakukan seara profesional, serta melibatkan koreografer, arranger, dan desainer tingkat nasional.
“Event dikemas sedemikian rupa sehingga camera genic. Untuk itu, akan ditempatkan fotografer di posisi paling strategis. Panitia juga menyediakan panggung yang besar karena ini memang event akbar,” bebernya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, menjadikan Banyuwangi sebagai destinasi wisata kelas dunia adalah komitmen semua pihak yang terlibat dalam gelaran BEC kali ini. Terlebih, Banyuwangi bisa diakses dengan mudah karena sudah didukung bandara bertaraf internasional.
“Bandara Banyuwangi sudah menjadi bandara internasional, dengan penerbangan internasional pertama oleh Citilink dari dan ke Kuala Lumpur, pada 19 Desember 2018. Sejauh ini, empat maskapai yang sudah masuk Bandara Banyuwangi yaitu Citilink, Garuda Indonesia, Wings Air, dan Batik Air,” tandasnya.(***)