SAMOSIR – Perkembangan masif Bandar Udara Internasional Silangit, Tapanuli Utara, membawa berkah besar Kawasan Danau Toba. Betapa tidak, arus wisatawan masuk ke Danau Toba semakin mudah. Hal ini membuat sektor ekonomi masyarakat meningkat.
Dampak paling dirasakan oleh penjual souvenir di Pasar Tomok Samosir. Perputaran kunjungan wisatawan mancanegara membuat daya jual meningkat.
“Ya jelas membawa perubahan. Kini bukan saja wisatawan Eropa, wisatawan Asia pun banyak sekali yang datang. Terutama wistawan Malaysia. Singapura dan Brunai Darussalam pun tak kalah banyaknya. Dan daya beli mereka cukup tinggi,” ujar salah satu penjual souvenir di Pasar Tomok, Agnes Simamora, Sabtu (8/6).
Meski tak merinci jumlah peningkatan pendapatannya, ibu 2 anak ini mengatakan jika wisman Malaysia paling senang berbelanja. Yang banyak dicari jelas kain Ulos khas Batak. Sedangkan jika wisman Eropa lebih menyukai souvenir berupa patung atau topeng.
“Harganya jelas berbeda dengan wisatawan lokal. Lebih tinggi 10 sampai 20% lah. Jadi lumayan menutupi turunnya daya beli wisatawan domesik. Kan tiket pesawat mahal, jadi tak terlalu banyak wisatawan domestiknya,” katanya
Wanita yang memiliki lapak di samping Museum Batak tersebutpun berharap tiket pesawat domestik akan kembali normal. Sehingga wisatawan domestik pun kembali membanjiri Samosir, Danau Toba.
“Ya paling tidak tiket pesawat turun. Jadi wisatawan dari Jawa dan daerah lainnya juga banyak hadir di Danau Toba,” harapnya.
Terpisah Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani, Bandara internasional Silangit siap menyambut lebih banyak wisatawan lokal dan mancanegara yang ingin berlibur di Danau Toba. Pasalnya saat ini terminal penumpang pesawat di Bandara Silangit sedang diperluas lima kali lipat. Perluasannya masif. Dari 2.500 meter persegi menjadi 10.499 meter persegi.
Hal ini dilakukan untuk terus memperluas pintu masuk wisatawan ke Kawasan Danau Toba. Dengan itu wisatawan akan semakin tumbuh signifikan.
“Bandara Silangit sebagai infrastruktur penunjang pariwisata Danau Toba sangat menjanjikan. Makanya kapasitas dari terminal Bandara Silangit terus diperluas. Kapasitasnya dinaikan menjadi 1 Juta penumpang per tahun,” Rizki.
Hal ini ikut diamini Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati. Jumlah penumpang pesawat di Silangit memang terus tumbuh signifikan setiap tahun. Pada 2016 pergerakan penumpang tercatat 155.214 orang, lalu naik 82% pada 2017 menjadi 282.586 orang. Kemudian pada 2018 pergerakan penumpang tercatat 425.476 orang atau naik 50,56% dibandingkan dengan 2017.
“Bandara Silangit ini akses utama bagi wisatawan yang masuk ke Danau Toba. Kawasan ini akan terus tumbuh menjanjikan di masa mendatang. Bandara Selangit tentu jadi investasi terbaik sebagai pintu gerbang masuknya wisatawan,” ujarnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga yakin perkembangan pariwisata Danau Toba akan semakin berkembang. Dengan begitu, semakin mendorong perekonomian masyarakat dari kepariwisataan.
“Pengembang infrastruktur dampaknya tentu akan besar sekali bagi pariwisata. Contohnya di Danau Toba yang terus didorong. Saat ini jumlah pengunjung di Bandara Silangit tercatat 420 ribu. Padahal terminalnya di disain untuk menampung 500 ribu pengunjung,” katanya.
Ia berharap akan terus ada dukungan dari berbagai pihak untuk mewujudkan target-target pada sektor pariwisata.
“Termasuk harapan kita semua agar ada penerbangan langsung lebih banyak ke Danau Toba. Saat ini telah ada dari Kuala Lumpur dan Singapura. Kami berharap dalam waktu dekat akan ada dari China dan India,” tambah Mantan Dirut Telkom itu.(***)