JAKARTA – Untuk mempersiapkan Mid Term Review (MTR) Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling Up Initiative (READSI), serta menindaklanjuti aide memoire supervisi IFAD, Kementerian Pertanian menyelenggarakan Midline Survey untuk memvalidasi progres output dan outcome dari pelaksanaan READSI di pusat dan daerah.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, Kementerian Pertanian telah merumuskan lima program pembangunan pertanian untuk menjaga ketersediaan dan ketahanan pangan nasional.
“Saya minta kepada seluruh Direktur Jenderal, Kepala Badan, serta Kepala Daerah fokus dalam menjalankan program-program pertanian untuk memperkuat sektor pertanian dan pemulihan ekonomi di tengah kondisi pandemi saat ini,” ujarnya.
Sejalan dengan itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menambahkan akurasi pelaporan sangat vital.
Karena, hal itu erat kaitannya dengan program dan kebijakan yang akan diambil pemerintah pusat bagi kepentingan daerah.
Kegiatan Midline Survey sendiri diselenggarakan Pusat Pelatihan Pertanian.
Menurut Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Leli Nuryati, Pelatihan Enumerator Midline Survey dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus – 1 September 2021diikuti oleh 180 orang Fasilitator Desa di 18 Kabupaten secra offline dan online dengan target responden sebanyak 2160 petani.
“Seluruh Fasilitator Desa yang menjadi Enumerator Midline Survey agar mengumpulkan data yang seakurat mungkin, karena data tersebut digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan kelanjutan program mengingat READSI telah masuk di periode pertengahan program,” katanya.
Midline Survey bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan dan pemantauan program yang sedang berlangsung.
Setelah mendapat pembekalan dalam pelatihan enumerator, Refli Yusuf, Fasilitator Desa Karya Baru, dengan dengan semangat mempersiapkan melaksanakan tugas pengumpulan data responden di wilayah kerjanya.
Sopyan Adjulu, Fasilitator Desa IloHuma, Kecamatan Patilanggio, menuturkan semua poktan responden yang diwawancarai sangat terbuka untuk memberikan data dan informasi.
Sejauh ini program READSI dirasakan manfaatnya petani di desa. Tidak hanya pelatihan dalam bentuk sekolah lapang, bimbingan lanjutan, bantuan saprodi, alsintan dan insfrastruktur sederhana namun literasi keuangan, akses permodalan, peningkatan kesadaran untuk perbaikan gizi serta penurunan tingkat stunting juga menjadi indikator keberhasilan program.
Para Fasilitator Desa yang menjalankan tugas sebagai Enumeratorator tetap memperhatikan protokol kesehatan dengan melakukan 5M karena survey dilakukan pada saat pandemi Covid-19 masih berlangsung.