BANGGAI – Untuk kali ketiga Festival Pulo Dua 2019 kembali digelar 25 – 28 Juli di kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti didampingi Staff Ahli Menteri Pariwisata Bidang Multi Kultural Esthy Reko Astuti dan Bupati Banggai Herwin Yatim membuka festival yang berlangsung meriah di kawasan RTH Teluk Lalong, Luwuk, Kamis (25/7/2019) malam.
Kemeriahan tampak dalam pembukaan festival yang diawali dengan tarian Sakisi suku saluwang. Tari penyambutan yang menampilkan 5 penari ini menurut kreografernya Olden Liong merupakan perlambang 5 sila Pancasila. Kemudian dilanjutkan dengan tarian kolosal Mampo Saangu Tanga Mombulakon Tano, yang memiliki filosofi menyatu kan masyarakat untuk membangun daerahnya.
Tak hanya sekadar menyuguhkan tarian daerah setempat, pembukaan juga menampilkan fashion show dengan kostum yang menggambarkan kekayaan laut dan hasil bumi Banggai.
Menurut Susi Pudjiastuti Banggai memiliki kekayaan alam laut yang luar biasa. Kekayaan laut ini tak hanya bisa dinikmati ikan lautnya sebagai konsumsi, tetapi juga keindahan bawah lautnya yang mengagumkan. Begitu banyak spot diving yang bisa dinikmati wisatawan. Apalagi lautnya yang bersih terjaga.
“Saya sudah tiga kali berkunjung ke Banggai dan yang membuat saya senang karena terumbu karangnya yang terjaga. Kekayaan alam ini harus kita jaga bersama. Inilah yang membuat wisatawan mancanegara tertarik berkunjung ke sini,” ujar Susi mengajak masyarakat yang memadati kawasan Teluk Lalong untuk menjaga laut mereka.
Menurut Susi, terumbu karang perlu dijaga agar habitat ikan tetap banyak, baik ikan konsumsi maupun ikan hias yang cantik-cantik. “Karena itu saya minta nelayan jangan mencari ikan dengan trol, portas, dinamit yang bisa merusak habitat laut dan terumbu karang,” ujar Susi yang sempat berdiving ria sebelum menghadiri pembukaan Festival Pulo Dua 2019.
Sementara itu Eshty Reko Astuti mengatakan dirinya mengapresiasi kerja bupati Banggai dan jajarannya yang telah mengangkat pariwisata Banggai lewat Festival Pulo Dua. Menurut Esthy tidak mudah untuk bisa menembus 100 Calender of Event Kemenpar. “Ada beberapa kriteria yang dinilai antara lain atraksi budaya yang ditampilkan dilihat dari sisi kreativitas, inovatif, media velue, inspiratif dan lain-lain. Selain itu kami juga melibatkan kurator budaya yang juga ikut menilainya,” kata Eshty.
Ditambahkan Esthy, Festival Pulo Dua 2019 merupakan sarana promosi bagi wisata Banggai yang memiliki potensi alam luar biasa. “Banggai itu lengkap untuk wisata alam, selain keindahan pantai dan bawah lautnya, Banggai juga memiliki wisata pegunungan yang belum dieksplore secara maksimal. Jika potensi ini dieksplore dan mampu menyedot wisatawan mancanegara, maka ekonomi masyarakatnya juga bisa terdongkrak,” tutur Eshty.
Wanita yang juga sebagai Ketua Pelaksana Calender Of Event Kemenpar ini memberi catatan tambahan bagi pariwisata Banggai. Meski jalur udara sudah cukup baik dengan adanya penerbangan langsung dari Jakarta, dan dari sisi penginapan juga sudah cukup baik dengan adanya 3 hotel berbintang dan hotel sedang lainnya, namun akses darat menuju destinasi wisata masih kurang. Jalan darat masih banyak yang berlubang dan berbatu. “Ini yang menjadi PR kita bersama,” tandas Eshty.
Sementara itu BupatI Banggai Herwin Yatim mengatakan pihaknya berterima kasih kepada Kemenpar yang telah memasukan Festival Pulo Dua dalam 100 Calender Of Event. Ia berjanji akan terus rajin mempromosikan wisata daerahnya agar bisa menjadi tujuan wisata dunia yang nantinya berefek pada meningkatnya kesejahteraan masyarakatnya. “Karena tujuan kita apalagj kalau bukan untuk kesejahteraan rakyat. Karena golnya dari pariwisata adalah meningkatkan perekonomian rakyat,” ujar Herwin.(***)