BALI – Kementerian Pertanian melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) mendukung percepatan tanam di Subak Sampahan Desa Pejeng Kangin, Kecamatan Tampak Siring, Kabupaten Gianyar, Bali. Ditjen PSP membantu pembuatan saluran irigasi.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa Kementan terus berupaya menjaga dan menyediakan ketersediaan pangan . Untuk itu, semua hal terkait pertanian harus dimaksimalkan termasuk saluran irigasi.
“Petani dan penyuluh harus memastikan produksi tidak berhenti. Semua harus turun ke lapangan, petani turun ke lapangan, penyuluh juga harus turun ke lapangan. Tidak boleh ada waktu yang terbuang, tidak boleh ada lahan yang menganggur. Usai panen harus segera tanam, dengan begitu ketersediaan pangan kita akan aman,” paparnya.
Hal senada disampaikan Dirjen PSP Kementerian Pertanian Sarwo Edhy. Menurutnya saluran irigasi sangat penting dalam mendukung pertanian.
“Ketersediaan air menjadi salah satu faktor utama dalam pertanian. Oleh karena itu, kita membantu merehabilitasi jaringan irigasi di Subak Sampahan. Kita berharap saluran ini membantu petani dan akan meningkatkan produksivitas bahan pangan,” tutur Sarwo Edhy.
Saluran irigasi tertier yang mendapat bantuan Kementerian Pertanian ini, memiliki panjang hingga 453 meter, dengan kedalaman mencapai 45 cm, dan lebar 35 cm.
Seluruh pengerjaan saluran irigasi dilakukan dengan bergotong royong dan bergiliran di masa pandemi Covid19 ini.
“Para petani bersama penyuluh mengerjakan semua saluran itu menggunakan masker serta bergiliran, dan juga bergotong royong. Dengan adanya perbaikan saluran irigasi di Subak, aliran air yang didapatkan dari pusat air akan sampai di subak dengan baik, sehingga subak tidak akan kekurangan air,” paparnya.
Ditambahkan Sarwo Edhy, alokasi RJIT yang sudah dibangun dari 2014-2019 mencapai 3.710.585 ha. Program RJIT merupakan faktor penting dalam proses usaha tani yang memiliki dampak langsung terhadap peningkatan luas areal tanam.
“Kegiatan RJIT diarahkan pada jaringan irigasi tersier pertanian yang mengalami kerusakan yang terhubung dengan jaringan utama (primer dan sekunder) yang kondisinya baik dan/atau sudah direhabilitasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, atau Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota Urusan Pengairan sesuai kewenangannya,” paparnya.
RJIT juga dilakukan untuk yang memerlukan peningkatan fungsi jaringan irigasi untuk mengembalikan atau meningkatkan fungsi dan layanan irigasi pertanian.
“Program RJIT diutamakan pada lokasi yang telah dilakukan SID pada tahun sebelumnya. Diutamakan pada daerah irigasi yang saluran primer dan sekundernya dalam kondisi baik. Tujuannya untuk meningkatkan Indeks Pertanaman Padi sebesar 0,5,” papar Sarwo Edhy.(***)