JAKARTA – Bukan hanya romor jika spa Indonesia sangat digemari wisatawan. Spa Indonesia sangat terkenal hingga ke mancanegara. Untuk lebih memaksimalkannya, sebuah ajang bertajuk Spa & Wellness Tourism Award 2019 siap digelar. Perhelatannya dilaksanakan pada 9 September 2019 di Grand Ballroom Fairmont Hotel, Jakarta.
Ketua Yayasan Pariwisata Spa Indonesia (YPSI) Trisya Suherman mengatakan, program ini merupakan kerjasama antara YPSI dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Ajang ini ditujukan bagi pelaku usaha industri spa, profesional spa, dan pemilihan duta spa. Karena potensi industri spa sangat besar. Terapis spa dan rempah-rempah Indonesia salah satu yang luar biasa dan terkenal di dunia.
“Industri spa Indonesia memiliki potensi besar menjadi yang terbaik di pasar global. Keunikan teknik dan bahan yang digunakan merupakan sebuah keunggulan yang dapat dimaksimalkan. Kami harapkan ajang ini dapat meningkatkan awareness terhadap pariwisata Spa Indonesia. Sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan pelaku industri spa di tanah air,” kata Trisya.
Lebih lanjut Trisya mengatakan, ajang ini akan memberikan penghargaan untuk 5 kategori profesi, 17 kategori industri, dan memilih 3 Duta spa.
Lewat ajang ini diharapkan memberikan pemahaman dan standarisasi pengelolaan industri di bidang spa. Selain itu untuk meningkatkan kualitas daya saing tenaga kerja bidang terapis spa dan meningkatkan kompetensi sertifikasi. Disamping juga agar para terapis spa untuk memahami pentingnya profesional dan legalitas.
“Daya saing industri pariwisata ditentukan oleh kualitas industri dan kualitas SDM yang didasarkan pada standar usaha pariwisata dan SDM pariwisata melalui kualifikasi okupansi nasional,” kata Trisya.
Trisya juga mengatakan industri spa di Indonesia masih berkesan negatif terkecuali di Bali. Karena Bali sudah menerapkan konsep dan standarisasi yang tepat. Untuk itu melalui kegiatan ini, pihaknya berharap kesan negatif tentang spa bisa diubah dengan tepat.
“Spa ini masuk dalam 13 bidang industri pariwisata. Standar usahanya diatur sesuai dengan Permenparekraf Nomor 24 Tahun 2014 di mana produk spa memiliki 8 standar pengelolaan spa di dalamnya. Ini yang ingin kita ubah citra itu. Dan Indonesia sangat memungkinkan untuk mengekspor terapis ke negara lain,” katanya.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya juga mengakui bila spa Indonesia sangat potensial dikembangkan. Menurut Menpar, ajang ini merupakan sebuah strategi yang baik dalam mendorong industri spa. Dengan itu diharapkan kiprahnya makin membuat sektor pariwisata Indonesia berkembang pesat.
“Soal perawatan kecantikan dan kesehatan tradisional, Indonesia nomor satu. Apalagi spa Indonesia merupakan seni yang diturunkan para leluhur. Begitu juga dengan kualitas bahan-bahannya yang kaya akan rempah,” ujar Menpar Arief Yahya.
Lebih jauh dirinya mengatakan, spa dan pariwisata memiliki hubungan yang kuat dan saling membutuhkan. Wisatawan butuh relaksasi setelah berwisata, dan spa membutuhkan wisatawan untuk terus berkembang. Spa dapat menjadi industri baru yang mampu menunjang perekonomian masyarakat.
“Spa merupakan terapi untuk kebugaran dan keindahan tubuh, sangat cocok bagi wisatawan mancanegara. Saya yakin wisatawan mancanegara akan semakin kepicut untuk datang ke Indonesia karena kita memiliki spa terbaik,” pungkas Menpar Arief Yahya.(****)