Jakarta – Fasilitas wisata Meeting Incentive Conference Exhibition (MICE) di destinasi wisata super premium Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), terus bertambah seiring semakin banyaknya proyek infrastruktur yang dibangun.
Presiden Joko Widodo meresmikan salah satu amenitas hotel yang dijadikan tempat menyelenggarakan event Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran (MICE) di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Presiden saat meresmikan Hotel Inaya Bay dan Kawasan Marina, Labuan Bajo Senin (20/1/2020) mengatakan, dirinya sangat senang di Labuan Bajo saat ini memiliki lokasi untuk menyelenggarakan event untuk menunjang industri pariwisata di sana.
“Saya senang sekali melihat betapa bagusnya Hotel Inaya Bay ini. Saya tidak ingin berpanjang kata, semoga hotel ini bisa memberikan dukungan penuh bagi pariwisata di Labuan Bajo,” kata Jokowi.
Sebelumnya, Kepala Negara juga mengatakan saat rapat bersama para Menteri Kabinet Indonesia Maju untuk membahas pengembangan destinasi wisata Labuan Bajo, pengembangan destinasi wisata Labuan Bajo yang bersegmen super premium terdapat beberapa hotel berbintang di Labuan Bajo dengan berbagai fasilitas yang ada.
“Namun hal itu dirasa masih belum cukup, tetapi kita juga melihat masih sangat diperlukan lagi tambahan hotel untuk Labuan Bajo,” katanya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio dalam laporannya kepada Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa amenitas tersebut merupakan _join venture_ antara PT Indonesia Ferry Property dengan PT Pembangunan Perumahan untuk membangun infrastruktur Kawasan Marina Labuan Bajo.
“Saat ini kita berada di Inaya Bay Komodo, hotel yang memiliki 147 kamar sekelas bintang 4 ini dilengkapi multifunction hall dengan kapasitas 1.000 orang. Ini merupakan multifunction hall pertama di Labuan Bajo yang bisa menampung orang dalam jumlah besar dan bisa menjadi venue dalam berbagai event MICE,” kata Wishnutama.
Menparekraf juga menggarisbawahi, pembangunan sarana pendukung di Labuan Bajo yang sedang gencar dilakukan, harus seirama dengan pembangunan SDM di sana. Masyarakat setempat tidak boleh hanya jadi penonton, tetapi harus menjadi pelaku dan menerima dampak positif pembangunan pariwisata di daerahnya.
“SDM harus terus ditingkatkan keahliannya, serta kompetensinya. Dengan begitu, SDM tersebut bisa dilibatkan dalam pembangunan kawasan Labuan Bajo. Serta memberikan pelatihan bagi masyarakat setempat untuk menggarap produk-produk lokal, baik dari sisi pengemasan, desain, harga, dan lain-lain,” katanya.(*)