BALIGE – Memasuki tahun ketiga, Festival 1000 Tenda Kaldera bakal menyajikan suguhan yang berbeda. Jika sebelumnya fokus pada seni dan budaya, kali ini akan ada kegiatan tambahan seperti pelatihan menulis, diskusi millenial, dan lain-lain.
Direktur Festival 1000 Tenda Kaldera Siparjalang mengatakan, event tahunan ini akan berlangsung tanggal 28-30 Juni 2019. Peserta terbuka untuk umum, termasuk komunitas, traveler, dan backpacker. Semua akan berkumpul di satu lokasi dengan suasana yang lebih meriah.
“Festival 1000 Tenda kali ini harus menjadi ruang saling silang berbagi pengetahuan. Akan ada 9 topik diskusi yang dihadiri para narasumber hebat di bidangnya. Baik dari Sumatera Utara maupun nasional,” ujarnya, Sabtu (22/6).
Adapun topik diskusi yang akan diangkat, contohnya revolusi digital 4.0, globalisasi dan efeknya, anak muda memimpin Indonesia 2045, seni dan masa depan industri kreatif, serta topik menarik lainnya.
Para narasumber yang terlibat, antara lain Moses Silalahi, Yosef Suprayogi, Eka Dalanta,
Ryan Ernest, Tumpak Winmark, Anwar Saragih, Hiras Simorangkir, M. Faisal, dan Desi Situmorang. Ada juga Togu Simorangkir, Trisna Pardede, Avena Matondang, Rahmat Manurung, Febry Siallagan, Guido Hutagalung, Ruth Aruan, dan Jegez GoBatak.
“Lewat festival ini, kami berharap para peserta bisa berkenalan dengan para pejalan atau traveler lain. Mereka juga bisa membawa sesuatu yang berguna untuk dibagikan ke sesama peserta,” imbuhnya.
Festival 1000 Tenda Kaldera sendiri digagas oleh Rumah Karya Indonesia (RKI). Kegiatan dipusatkan di Desa Meat, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara.
pemilihan Desa Meat sebagai lokasi kegiatan sudah sangat tepat. Sebab, selain bentangan alamnya yang eksotis, juga dekat dengan pemukiman warga. Sehingga, interaksi dengan masyarakat bisa terjalin lebih intens.
“Ini merupakan peluang bagi warga setempat untuk mengenalkan keindahan Meat kepada masyarakat luas. Mudah-mudahan pariwisata di daerah ini semakin berkembang. Terlebih, panitia menargetkan 3000 peserta. Selain dari Sumatera Utara, ada juga dari Aceh, Pekanbaru, Banyuwangi, Jakarta, dan Yogyakarta,” bebernya.
Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati mengapresiasi kinerja panitia yang mengkombinasikan transfer pengetahuan dibalut dengan festival. Sehingga, para peserta bisa menikmati alam. Lalu pada siang sampai sore, mereka bisa ikutan beragam topik diskusi. Sementara pada malam harinya bisa menikmati pertunjukan seni budaya.
“Saya berharap panitia terus konsisten dalam berkreasi dan berinovasi. Harus ada hal baru untuk para peserta, sehingga event ini tidak monoton,” ucapnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya optimis Festival 1000 Tenda Kaldera bakal menarik perhatian masyarakat luas. Terlebih, lokasi kegiatan berada di sekitar destinasi super prioritas, yaitu Danau Toba.
“Dari tahun ke tahun, event ini semakin ramai dan banyak peminat. Bukan tidak mungkin ke depan akan ada peserta dari mancanegara yang ikut gabung. Terpenting, setiap gelaran harus ada sajian baru agar kegiatan tidak terkesan monoton dan menjemukan,” ingatnya. (*)