BANJARMASIN – Festival Budaya Pasar Terapung (FBPT) 2019 resmi dibuka, Jumat (23/8) sore. Pembukaan ditandai dengan penekanan sirine dan pemakaian caping khas Banjar kepada perwakilan asar terapung, oleh Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor. Panitia optimis kegiatan ini mampu mendatangkan wisatawan lebih kurang 1 juta orang!
Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor mengatakan, FBPT 2019 adalah bagian dari upaya mentranformasi sumber daya alam tak terbarukan, ke sumber daya alam terbarukan. Menurutnya, sejauh ini pertumbuhan ekonomi Kalsel naik 20% dari batu bara. Namun, ia sadar itu akan habis jika tergali secara terus menerus.
“Kalau sudah habis, kita harus menyiapkan lagi untuk generasi mendatang. Yaitu sumber daya alam terbarukan, seperti pertanian, perkebunan, dan peternakan. Termasuk pariwisata yang diyakini bakal membawa dampak positif menuju masyarakat sejahtera,” ujarnya.
Dijelaskan Sahbirin, Kalsel memiliki potensi pariwisata yang sangat luar biasa. Pada wisata religi misalnya, setiap tahun ada haul Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. Acara itu biasanya mampu menyedot ratusan orang datang ke Kalimantan Selatan. Kemudian haul Abah Guru Sekumpul, dimana pengunjungnya bahkan bisa tembus lebih dari satu juta orang.
“Potensi pariwisata Kalsel memang beragam. Selain wisata budaya seperti FBPT, kita punya wisata religi seperti yang tersebut di atas. Semua saling melengkapi dan sama-sama kita pelihara demi meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kalimantan Selatan,” terangnya.
Sahbirin berharap, FBPT mampu menjadi daya ungkit khususnya di bidang seni budaya lokal. Sebagaimana petuah orang bijak, bangsa yang besar adalah bangsa yang berbudaya. Karenanya, melestarikan seni budaya menjadi hal penting dan wajib dilakukan semua pihak. Bukan hanya pemerintah, tetapi seluruh masyarakatnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kalsel Dahnial Kifli mengaku optimis FBPT 2019 mampu mengangkat nama Kalimantan Selatan sebagai salah satu daerah tujuan wisata. Pasalnya, setiap tahun gelaran ini selalu ramai dikunjungi wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara.
“FBPT 2019 merupakan event unggulan Provinsi Kalimantan Selatan. Event ini termasuk dalam 100 Calendar of Event (CoE) Kemenpar, selain Festival Loksado. Tujuannya sendiri, antara lain untuk mempromosiksn aset budaya dan pariwisata Kalimantan Selatan, baik secara nasional maupun internasional. Selain itu, diharapkan FBPT 2019 dapat menjadi multivel efek perekonomian Kalimantan Selatan,” ungkapnya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani menyatakan, FBPT 2019 berlangsung tanggal 23-25 Agustus. Sebagai event pentas budaya dan seni, kegiatan tersebut juga diikuti berbagai daerah di Kalsel. Termasuk beberapa daerah lain di Indonesia.
“FBPT 2019 dimeriahkan dengan berbagai kegiatan. Antara lain Lomba Acil Jukung, Lomba Foto, Lomba Jukung B6, Lomba Stand Terbaik Kampung Banjar, Gelar Kuliner Nusantara, dan Lomba Masak,” ucapnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan, pasar terapung merupakan budaya lokal yang sudah berlangsung lama. Karenanya, pasar ini bisa menjadi kekuatan Kalimantan Selatan untuk mengembangkan destinasinya sehingga semakin dikenal luas.
“Festival Pasar Terapung akan menjadi buruan wisatawan. Terutama yang suka mencari konten menarik, baik fotografer maupun videografer. Terlebih, wisatawan bisa terlibat langsung dalam aktivitas pasar. Minimal sebagai pembeli. Ini tentu menjadi pengalaman yang menarik dan otentik bagi mereka,” tandasnya. (*)