KLATEN – Festival Payung Indonesia 2019 sangat ramah bagi generasi milenial. Apalagi kreator dan pasarnya sama-sama didominasi kaum muda. Memanjakan kids jaman now, beragam fasilitas instagramable pun dibangun. Tiap sisi venue festival pun sangat ideal untuk memproduksi konten media sosial.
Ada banyak konten kreatif yang bisa diekplorasi dari Festival Payung Indonesia 2019, 6-8 September. Lokasinya di Lapangan Garuda Mandala, Candi Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Properti di sana sangat unik. Ada beragam payung tradisi nusantara, ornamen elemen bambu, hingga background eksotis Candi Prambanan. Story yang dibangunnya pun sangat menginspirasi.
“Area event didesain sangat instagramable. Kami ini harus mengakomodir seluruh kepentingan generasi milenial. Pangsa pasar Festival Payung Indonesia 2019 memang didominasi oleh milenial. Apalagi, para kreator eventnya juga anak muda,” ungkap Direktur Program Festival Payung Indonesia 2019 Heru Mataya, Sabtu (7/9).
Respon market milenial sangat besar terhadap Festival Payung Indonesia. Mereka berasal dari berbagai daerah di tanah air hingga mancanegara. Heru menambahkan, Festival Payung Indonesia 2019 tersebut akan menarik lebih banyak kids jaman now.
“Candi Prambanan venue ke-3 setelah Solo dan Candi Borobudur. Pergerakan milenial rata-rata bagus. Kami optimistis arus milenial di event ke-6 ini akan bertambah besar. Bagaimanapun, Festival Payung Indonesia sudah menjadi pasar milenial. 80% pengunjung itu para remaja. Makanya, nuansa tradisional melalui elemen bambu ditonjolkan. Semua di set up dengan bambu,” ujar Heru lagi.
Didukung elemen bambu, venue event sangat artistik. Hampir pada tiap sudutnya sangat layak sebagai konten media sosial. Dijamin konten akan menghasilkan banyak like dan comment positif. Beberapa spot itu diantaranya, gapura utama venue dengan rangka dan atap bambu. Ada juga ornamen payung pada 2 sisinya. Pilihan spot akan semakin beragam saat berada di zona inti venue.
Wisatawan bisa memproduksi konten dengan background artistik stand pameran. Ornamennya tentu beragam jenis payung tradisi. Ada juga payung rajut, perca, kreasi daun, hingga wastrapayung khas dari Thailand. Beberapa stand desa payung juga menawarkan konten unik. Lebih luas mengeksplorasi venue, ada beragam instalasi ornamen payung. Selain keunikan bentuk, ukurannya juga ada yang jumbo.
Wisatawan yang ingin mendapat gambaran lengkap, silahkan datang ke stage utama. Selain konsep artistik instalasi payung tradisi, spot ini memiliki background langsung Candi Prambanan. Konten pun semakin sempurna dengan beragam tarian dan aktivitas budayanya. Deretan stand kuliner juga artistik dengan nuansa tradisionalnya. Ornemen tersebut tentu semakin menguatkan citra kulinernya sebagai konten.
“Daya tarik Festival Payung Indonesia sangat kuat. Venue dan story-nya luar biasa. Hal ini jadi moment terbaik milenial memproduksi konten kreatif. Kapan lagi bisa menggabungkan Candi Prambanan, payung tradisi, dan elemen bambu ke dalam 1 konten. Untuk itu, silahkan datang ke sana. Dan, pasar milenial itu menarik,” terang Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani.
Kaum milenial menjadi pasar yang seksi. Tren traveller millenial punya kontribusi hingga 51% terhadap pasar pariwisata dunia. Merujuk data UNDESA 2014, Asia menjadi rumah bagi populasi milenial hingga 2030. Sebanyak 57% milenial ada di Asia. Sebaran kaum milenial terbesar berada di Tiongkok dengan jumlah 333 Juta orang. Indonesia memiliki potensi pertumbuhan 82 Juta milenial, lalu ada 42 Juta milenial di Filipina.
“Sangat menarik karena Festival Payung Indonesia selalu optimal mengeksplorasi pasar milenial. Slot pasar ini sangat menjanjikan dengan potensi value ekonomi besar. Selain ekonomi, festival tersebut pasti mendapat porsi branding besar karena ramah kepada milenial,” tegas Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event Kemenpar Esthy Reko Astuty.
Pada 2019 ini, potensi pasar milenial mancanegara yang dioptimalkan diproyeksikan 6 Juta hingga 7 Juta orang. Jumlah ini sepertiga dari target wisman 2019. Adapun pergerakan milenial lokal diperkirakan mencapai 28 Juta orang.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya langsung merekomendasikan Festival Payung Indonesia 2019 sebagai spot terbaik.
“Selagi ada waktu, langsung saja menuju Candi Prambanan. Langsung produksi saja konten kreatif yang dimau. Pasti responnya bagus di media sosial. Selain itu, siapapun juga bisa bersantai di sana. Sebab, ada banyak atraksi seni dan budaya yang ditampilkan. Slot para penampil dari mancanegara juga ada. Yang jelas, Festival Payung Indonesia 2019 spot terbaik dan wajib dikunjungi,” tutup Menpar Terbaik ASEAN tersebut.(****)