JAKARTA – Menghadapi kekeringan yang diprediksi terjadi mulai Juli 2020, Kementerian Pertanian (Kementan) mengimbau Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk memanfaatkan sumber air yang ada.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kondisi ENSO (El Nino Southern Osilication) sampai Oktober 2020 adalah “netral”. Puncak musim kemarau diperkirakan pada bulan Juli, Agustus, September.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, sumber air di lahan pertanian sudah dibangun pemerintah, seperti embung, dam parit dan irigasi perpipaan/perpompaan.
“Sumber-sumber penyediaan air ini dibangun memang untuk mengantisipasi kekeringan,” kata Mentan SYL, Kamis (14/5).
Mentan SYL menilai, strategi pompanisasi dan pipanisasi yang diterapkan Ditjen PSP sebagai langkah mitigasi kekeringan sudah efektif. Dengan begitu, petani tetap bisa bercocok tanam meskipun terancam kekeringan.
“Irigasi perpompaan dan perpipaan menurut saya adalah program yang sangat efektif karena dapat menjaga ketersediaan air sehingga bisa menanam dengan hasil lebih banyak,” katanya
Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menambahkan, pemanfaatan sumber air melalui kegiatan Irigasi Perpompaan pada tahun anggaran 2020 dialokasikan sebanyak 1.000 unit.
Menurut Sarwo Edhy, sarana dan prasarana tersebut dilakukan untuk mengantisipasi musim kemarau pada area pengembangan tanaman pangan yang sering mengalami kekurangan air atau kekeringan.
“Kita manfaatkan sumber air seperti sungai,mata air, danau atau lainnya yang letaknya lebih rendah dari lahan yang akan diairi dengan bantuan pompanisasi,” jelas Sarwo Edhy.
Saat ini pemanfaatan sumber air melalui kegiatan Irigasi Perpompaan mendukung tanaman pangan juga di lakukan Poktan Maku Gasa Laha di Desa Gamtala Kecamatan Jailolo, dan Poktan Sumber Makmur di Desa Sidodadi Kecamatan Sahu Timur Kabupaten Halmahera Barat.
Heni Gura, Ketua Poktan Maku Gasa Laha menambahkan bahwa irigasi perpompaan yang mengambil sumber air dari sungai ini, sangat membantu para petani dalam mengairi sawah seluas 35 Ha terutama dalam musim kemarau.
“Sebelum ada irigasi perpompaan produktivitas disini sebesar 3 ton/ha, namun sekarang bisa bertambah menjadi 4,5 ton/ha, sehingga pendapatan kami bertambah,” tambah Heni Gura.
Sama halnya dengan Poktan Sumber Makmur di Desa Sidodadi Kecamatan Sahu Timur, Halmahera Barat yang memiliki areal sawah seluas 35 Ha, Sutrisno Ketua Poktan menjelaskan bahwa Irigasi Perpompaan ini membantu petani yang lahannya sulit dijangkau air.
“Hasil panen kami sekarang bisa mencapai 5 ton/ha, dari sebelumnya 4 ton/ha, dengan adanya irigasi perpompaan ini maka kami dapat terus berusaha tani tanpa khawatir kekurangan air,” ungkap Sutrisno.(*)