KAPUAS – Masa depan pertanian di Kalimantan Tengah (Kalteng) semakin cerah. Beberapa daerah di Kalteng menyiapkan anggaran optimal untuk menaikan produksi, baik kuantitas maupun kualitasnya. Kebijakan ini ditempuh sebagai respon positif digulirkan program Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) dan Food Estate di sana.
Mengawali Oktober 2020, Kementerian Pertanian (Kementan) mengaktivasi Kostratani pada Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau, Kalteng, Kamis (1/10). Untuk Kapuas sebagai role modelnya adalah BPP Kapuas Timur dan BPP Tamban Catur. Adapun BPP Pulang Pisau, Kahayan Hilir, menjadi representasi implementasi Kostratani di Pulang Pisau.
“Kami tentu sangat antusias menyambut Kostratani. Apalagi, program Food Estate ini sudah digulirkan. Untuk mensukseskan pertanian berbasis Kostratani dan Food Estate anggaran tentu akan kami siapkan. Itu baru tahun depan. Jumlahnya naik dari tahun 2020 ini. Kebijakan ini sebagai wujud keseriusan kami dalam mendukung Kostratani dan Food Estate,” ungkap Wakil Bupati Kapuas Nafiah Ibnor.
Mendukung akselerasi Kostratani dan Food Estate, Kapuas menaikan anggaran untuk pertanian hingga 15% pada 2021. Angka riil kenaikannya sekitar Rp2,7 Miliar. Sebab, Kapuas mengalokasikan anggaran sekitar Rp18 Miliar untuk pertanian sepanjang 2020. Kepala Dinas Pertanian Kapuas Anjono Bhakti pun mengatakan, kenaikan anggaran tahun depan diantaranya untuk penguatan Alsintan.
“Anggaran pertanian di Kapuas hakikatnya naik setiap tahunnya. Untuk tahun depan, angkanya makin optimal. Dana itu diantaranya membeli Alsintan dan Pupuk gratis. Kami terus berkoordinasi dengan tim anggaran dan dewan. Harapannya kenaikan itu bisa direalisasikan. Kebutuhan dananya besar untuk terus menaikan produktivitas. Apalagi, Kapuas kini didorong Kostratani dan Food Estate,” kata Anjono.
Dijelaskannya dengan luas kawasan hampir 15 Ribu Kilometer Persegi, Kapuas memiliki 2 kawasan lahan berbeda. Ada lahan pasang-surut yang melingkupi 11 kecamatan, lalu zonasi lahan kering. Dengan segala potensi yang dimilikinya, Kapuas menjadi salah satu lumbung pangan bagi Kaltim. Komoditi mereka mengisi sekitar slot 52,7% komoditi pertanian di Kalteng.
“Salah satu penggerak pertanian Kapuas adalah Tamban Catur ini. Dengan produk utama beras, Tamban Catur yang ditunjuk sebagai role model Kostratani memiliki kontribusi 12%. Adapun posisi teratas diisi oleh Bataguh dengan pasokan Beras hingga 21,6%”, ujar Anjono.
Sama seperti Kapuas, anggaran besar lengkap dengan kenaikannya juga disiapkan Pulang Pisau. Untuk program Food Estate, Pulang Pisau memiliki luas lahan sekitar 56 Ribu Hektar pada pengembangan tahap 2. Untuk tahap 1 dikembangkan 19 Ribu Hektar.
Dana besar yang disiapkan dipercaya akan menjadi investasi positif. Mengacu hasil produksi Padinya, Pulang Pisau mampu menghasilkan 5-7 Ton per Hektar. Varietas yang dikembangkan Hibrida hingga Impara. Mereka juga mengembangkan uji coba padi organik dengan potensi panen 9-10 Ton per Hektar.
Terkait Food Estate Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan pengembangan kawasan food estate menjadi salah satu program super prioritas Kementan pada tahun ini.
“Food estate ini adalah program yang diminta Bapak Presiden untuk bisa dioptimalkan lahan-lahan yang berpotensi sehingga meningkatkan nilai komoditi pertanian yang tentu harga jualnya bisa lebih mahal. Untuk itu semua aspek turut mendukung penuh termasuk unsur SDM nya,” kata Mentan SYL.
Sementara Kepala Badan PPSDMP, Dedi Nursyamsi menyampaikan apresiasi atas support yang diberikan dari Kepala Daerah terhadap program-program utama pertanian.
“Kami apresiasi atas alokasi anggaran besar yang diberikan daerah untuk pertanian. Nilai itu memang jadi investasi yang menjanjikan. Kapuas dan Pulang Pisau ini memiliki komitmen kuat mengembangkan pertaniannya bersama Kostratani dan Food Estate,” tutup Dedi Nursyamsi.(***)