YOGYAKARTA: Untuk meningkatkan pariwisata di Yogyakarta, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) bertajuk Pengelolaan Wisata Perdesaan dan Perkotaan. Bimtek yang digelar di Atrium Hotel and Resort, 31 Juli -1 Agustus 2019 itu diharapkan bisa memberi pengetahuan bagi pengelola wisata sehingga mereka mampu membuat pola perjalanan wisata perdesaan terutama di Kab. Kulon Progo, Kab. Purworejo dan Kab. Magelang.
Bimtek juga bertujuan untuk meningkatkan pengembangan destinasi, penyusunan storytelling dan pembentukan pola perjalanan yang efektif. Selain itu Bimtek diharapkan bisa menghasilkan pengemasan dan pemaketan produk wisata dengan prinsip sinergitas pentahelix dalam kerangka pariwisata berkelanjutan sehingga berpotensi tinggi untuk mendatangkan wisatawan mancanegara. Terutama di Kab Magelang, Kab Kulon Progo dan Kab Purworejo.
Lantas apa yang dicari Kemenpar sehingga mau repot menggelar Bimtek di Yogjakarta?
Ternyata, ada hal besar yang dibidik. Kementerian yang dipimpin Arief Yahya itu ingin mengembangkan desa wisata di Magelang, Kulon Progo dan Purworejo sebagai wisata alternatif dalam meningkatkan kunjungan wisman ke joglosemar (Jogyakarta Solo dan Semarang)
Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adyani mengatakan potensi wisata Perdesaan di Magelang, Kulon Progo dan Purworejo sangat potensial. Kenapa? Karena kawasan ini kaya dengan budaya lokal. Kanjeng Ratu Hemas sendiri menjadikan Kulon Progo sebagai percontohan pengembangan desa budaya.
“Di sini budaya khas setempat ditonjolkan seperti wayangan, pakaian adat sebagai identitas masyarakat dalam rangka melestarikan budaya dan sebagainya. Melalui Bimtek, nantinya desa- desa di Yogyakarta akan dijadikan desa wisata berkualitas yang berdaya saing melalui paket-paket wisata yang ditawarkan,” ujar Giri.
Menurut Giri, pengembangan kawasan gelangprogorejo (Magelang, Kulon progo dan Purworejo) sudah tercetus pada pembahasan pertemuan sebelumnya oleh kementerian pariwisata dan dinas pariwisata di kawasan gelangprogorejo, dimana saat ini ketiga kabupaten tersebut juga masuk dalam kawasan badan otorita borobudur. Salah satu yang sedang dikembangkan adalah De’Loano, yaitu kawasan wisata glamping (Glamour camping) yang terletak di perbatasan 3 Kabupaten. Selain itu Kabupaten Kulonprogo memiliki kelebihan yaitu bandara baru Yogyakarta International Airport, bandara ini akan menjadi pusat pengembangan baru Provinsi Yogyakarta.
Peserta bimtek sendiri sejumlah 40 orang berasal dari 3 kabupaten. Mereka merupakan para pelaku wisata, komunitas, pokdarwis, ASITA, HPI, PHRI, Akademisi, Himpunan Pramuwisata Indonesia Dinas Pariwisata Provinsi D.I.Yogjakarta, Badan Otorita Borobudur, Dinas Pariwisata Kab. Kulon Progo, Dinas Pariwisata Kab. Purworejo, dan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kab.Magelang.
Kegiatan ini merupakan kegiatan full class. Hari pertama ada pemberian materi oleh para narasumber dan best practice pengembangan desa wisata di Magelang, Kulon Progo dan Purworejo. Sedangkan hari kedua, pelaksanaan site visit dan pemberian presentase masing-masing kelompok tentang potensi desa wisata (3A,SMI,BAS), analisis SWOT dan penyusunan paket wisata.