Kementan Apresiasi Polisi Masyarakat Pertanian di Ciamis

493 0

CIAMIS – Kolaborasi apik di sektor pertanian ditunjukkan oleh jajaran Polsek Cisaga, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Polsek Cisaga membentuk Polisi Masyarakat (Polmas) yang bergerak di sektor pertanian. Kapolsek Cisaga menjelaskan, Polmas Pertanian tak hanya sekadar memastikan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) belaka, namun juga membantu menghubungkan petani dengan pasar agar produk pertaniannya terserap pasar.

“Kami berinisiatif membentuk Polmas Pertanian. Tidak ada gangguan Kamtibmas di Ciamis khususnya di Kecamatan Cisaga setelah kebutuhan pangan masyarakat terpenuhi,” kata Kapolsek Cisaga, AKP Husen Sujana saat berbincang dengan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian (BPPSDMP Kementan) di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Cisaga, Rabu (30/12/2020).

Dua hal yang kini menjadi fokus perhatian Polmas Pertanian adalah membantu petani mengakses modal dan membuka pasar produk yang mereka hasilkan. “Salah satunya pemasaran yang sulit. Selain pasar kami juga melihat ada kesulitan dalam hal mengakses modal. Saat ini kami belajar bersama petani dan penyuluh hingga pemasarannya,” kata Kapolsek.

Menanggapi hal itu, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengapresiasi terbentuknya Polmas Pertanian di Kabupaten Ciamis, khususnya di Kecamatan Cisaga. “Polisi perhatiannya terhadap pertanian luar biasa. Kami ucapkan terima kasih,” kata Dedi.

Menurutnya, Kecamatan Cisaga menjadi contoh nyata betapa kebutuhan pangan berkolerasi erat dengan ketertiban masyarakat. “Di Cisaga terbukti tidak ada gejolak di pangan. Alhamdulillah tak ada gangguan Kamtibmas. Manakala pangan tak terpenuhi, maka suatu bangsa akan punah. Sudah dibuktikan di Cisaga ini, di mana pangan aman maka Kamtibmas aman,” terang Dedi.

Ia sependapat dengan pernyataan Kapolsek mengenai pentingnya pemasaran produk pertanian. Untuk itu, Dedi mengajak petani dan penyuluh mengubah pola pikir bahwa pertanian adalah sebuah bisnis yang menghasilkan keuntungan berlimpah.

“Saat ini kita perlu transformasi dari sekadar pertanian, sekadar kewajiban bahkan ‘keterpaksaan’ menjadi pertanian yang berorientasi bisnis. Petani kita belum berorientasi bisnis. Maindset kita harus diubah. Kita harus berfikir mundur. Artinya, kita harus tahu dulu pasar,” tutur dia.

Dedi mencontohkan bagaimana seorang petani milenial di Cianjur yang merupakan anak didiknya mampu memanfaatkan pasar dan mengubah pertanian menjadi bisnis yang menjanjikan. “Di Cianjur saya ada anak milenial dia mengola ratusan hektar pertanian. Namanya Kang Sandi usianya 28 tahun. Dia berdagang melalui aplikasi. Order terus masuk meski dia lagi tidur,” tutur Dedi.

Dedi berharap Konstratani mampu membimbing petani memasarkan produknya hingga tak hanya sekadar menjual produk pertanian, tetapi lebih kepada bisnis. “Kostratani harus seperti itu. Bukan hanya mengajarkan cara menanam, tapi juga bagaimana caranya menjual, termasuk kepastian pasar,” tutur Dedi.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan, Kostratani lebih cepat menggerakkan pembangunan pertanian pedesaan menuju pertanian maju, mandiri dan modern. “Peran itu nantinya digerakkan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) sebagai pusat pelaksanaan Kostratani dengan mengefektifkan penyuluhan dan meningkatkan keahlian para penyuluh pertanian,” ujarnya.

Selain itu, Mentan SYL menilai Kostratani didesain agar bisa mengidentifikasi potensi komoditas unggulan lokal yang bisa mendongkrak pendapatan dan kesejahteraan petani. Dengan peningkatan SDM dan teknologi, Mentan SYL optimistis pertanian Indonesia akan bertransformasi menjadi pertanian unggul.

Related Post

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *