LEBAK – Ratusan hektar di Desa Gubungan Cibeureum, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak terendam banjir. Banjir tersebut merupakan luapan air Sungai Cibeurem, dan Sungai Jamlaung sejak Kamis (14/5). Akibat banjir tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) siap berikan bantuan mitigasi untuk mengatasi banjir.
Sungai tersebut meluap karena tingginya intensitas hujan yang mengguyur wilayah itu sejak Rabu (13/5/2020) sore hingga malam hari.
“Saya ingin lokasi ini diperbaiki dan kembali difungsikan sebagai lahan pertanian sebagai sumber kehidupan masyarakat sekitar,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Mentan SYL mengatakan, Kabupaten Lebak salah satu wilayah penyangga pangan dan kawasan pertanian nasional yang harus dipulihkan dengan kekuatan gerakan kedaulatan pangan. Menurut dia, Lebak salah satu kabupaten yang subur dan berpotensi mendorong Indonesia menjadi lumbung pangan dunia.
“Karena itu pertanian adalah bagian dari gerakan yang harus kita bangun bersama. Sektor pertanian harus menjadi konsep pendidikan dan edukasi yang baik untuk menghidupkan perekonomian masyarakat luas,” kata Mentan SYL.
Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy memastikan, upaya pencegahan maupun penanggulangan dampak hujan berupa banjir di area persawahan akan lebih efektif. Kementan, menurut dia, telah menyiapkan seluruh kebutuhan sarana prasarana.
“Pemerintah akan menyiapkan upaya pompanisasi untuk area banjir dan bantuan lainnya. Silakan pemda koordinasi untuk menyiapkan pompanisasi jika masih terdapat genangan di sawah,” kata Sarwo Edhy.
Selain itu, Pemerintah akan memberikan bantuan bagi para petani yang sawahnya terdampak banjir, diantaranya dengan asuransi tani.
“Bagi petani yang sawahnya memiliki asuransi tani, pemerintah akan memberikan kompensasi senilai Rp 6 juta per hektare. Sementara untuk petani yang sawahnya tidak memiliki asuransi tani, hanya akan diusulkan pemberian bibit gratis,” ujar Sarwo Edhy.
Dia menjelaskan, kalkulasi kompensasi asuransi itu sudah diperhitungkan dan diperkirakan cukup bagi petani untuk melakukan budi daya lahannya mulai dari pengolahan lahan, membeli benih, dan juga pupuk.
“Mengingat cuaca yang tidak menentu, kami terus dorong petani mengasuransikan lahannya sebelum tanam. Ini agar lebih aman dan nyaman dalam usaha taninya,” kata Sarwo Edhy.
Kepala Desa Gubugan Cibeureum, Mumuh Mahmudin mengatakan, sedikitnya terdapat 273 rumah yang terendam akibat luapan dua aliran sungai tersebut.
“Ada 4 kampung yang terendam banjir yakni Kampung Cidadap, Jamlaung, Bongkok, Dan Kampug Lembur Lojor,” kata Mumuh.
Dikatakannya, Banjir juga mengakibatkan ratusan hektar sawah yang sedang memasuki masa panen dan jalan poros desa yang menghubungkan tiga desa dan dua kecamatan terendam.
“Jumlah kerugian belum dapat kita prediksi, yang pasti ini akan menyebabkan ratusan hektar sawah gagal panen,” tandasnya.(****)