BONE BOLANGO – Penguatan sumber daya manusia (SDM) terus dilakukan program Rural Empowerment Agricultural and Development Scaling Up Initiative (READSI) Kementan. Treatment diberikan dengan pendampingan kepada petani Bone Bolango, Gorontalo. Rekanan yang ditunjuknya adalah Fasilitator Desa.
“Peningkatan produktivitas untuk mewujudkan ketahanan pangan harus dikejar terus. Sebab, kebutuhan pangan terus bertambah. Suplai makanan juga tidak boleh terganggu makanya semuanya harus dikawal. Sinergi harus dilakukan untuk pendampingan petani,” ungkap Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Melibatkan Fasilitator Desa secara aktif, proses perjanjian kerja sudah dilakukan. Total ada 18 orang Fasilitator Desa yang libatkan sebagai pendamping petani Bone Bolango. Komposisinya ada 17 orang Fasilitator Desa lama dan 1 orang Fasilitator Desa baru. Nama baru yang masuk akan ditugaskan di Desa Huntu Utara.
“Pendampingan petani harus dilakukan dari hulu hingga hilir. Selain produksi, pascapanennya juga diperhatikan. Peran penyuluh memang vital karena memastikan teknologi diterapkan dengan benar. Penyuluh juga memfasilitasi pengembangan kelembagaan petani dan ekonominya,” terang SYL.
Pasca penandatanganan kontra kerja, para Fasiltator Desa wajib melaksanakan program dalam waktu sebulan ke depan. Mereka wajib membentuk Pokmas, pembuatan Rekening Poktan, verifikasi Simluhtan, dan identifikasi titik infrastruktur berdasarkan usulan poktan.
Mereka juga memastikan usulan alsintan, penyelesaian RUA dan RUK hingga pendampingan petani terkait administrasi dan manajemen keuangan. “Perbaikan dilakukan di semua lini, terutama menyangkut pasca panen. Hal ini tentu agar losses lebih sedikit lagi. Petani juga harus masuk ke hilirisasi” jelas SYL lagi.
Sebelum bergabung sebagai penyuluh, diawali dengan penandatanganan kontrak lanjutan. Aktivitas diawali dengan sesi penjelasan isi dokumen kontrak dan syarat-syarat umum sebagai Fasilitator Desa. Adapun proses penandatanganan kontrak kerja dengan penerapan protokol kesehatan.
“Coaching Penyuluh Pertanian diselenggarakan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi penyuluh pertanian, khususnya PPPK, guna mengoptimalkan kegiatan pembinaan, pengawalan, dan pendampingan kepada petani,” kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BBPSDMP) Dedi Nursyamsi.
READSI Kementan sejauh ini efektif sebagai pendorong produktivitas dan kesejahteraan petani melalui kemitraan dengan Fasilitator Desa. Menjadi pilar terciptanya ketahanan pangan, READSI digulirkan di 6 provinsi dan 18 kota/kabupaten, termasuk 342 desa. Selain Gorontalo, READSI hadir juga si Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara Timur.(*)