KUANSING – Dalam kunjungan kerjanya ke Kuantan Singingi, Riau, Menteri Pariwisata Arief Yahya sempet bertemu GenPI Kuansing. Menper berharap Kuansing menambah event buat millennial. Sebab, tren traveller millenial ini memiliki kontribusi hingga 51% terhadap pasar pariwisata dunia.
Selain GwnPI Kuansing, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya juga berdialog dengan sejumlah stakeholder pariwisata Kuansing, Selasa (20/8) malam.
“Millennial sangat potensial. Kuansing harus membuat banyak Millenial Event. Tujuannya mengakomodir kebutuhan mereka. Agar optimal, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Segmentasi terbaik adalah tidak mensegmentasi, Big and Loud, Who Wins The Future, hingga Wins The Game,” ungkap Menpar Arief Yahya.
Menurutnya, millennial menjadi pangsa yang diperebutkan banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. Pada 2019 ini, potensi pasar millennial mancanegara yang dioptimalkan diproyeksikan 6 Juta hingga 7 Juta orang. Jumlah ini sepertiga dari target wisman tahun ini. Adapun pergerakan millennial lokal diperkirakan mencapai 28 Juta orang.
Menpar menambahkan, Asia menjadi market millennial menjanjikan.
“Kuansing harus menangkap potensi millennial tersebut agar kunjungan wisatawan semakin optimal. Potensi yang dimiliki Kuansing sangat luar biasa. Tentu ideal bagi generasi zaman now. Dengan seluruh peluang yang ada, pariwisata Kuansing pasti lebih maju lagi,” lanjutnya yang juga Menpar Terbaik di ASEAN.
Merujuk data dari UNDESA 2014, Asia menjadi rumah bagi populasi millennial hingga 2030. Sebanyak 57% millennial ada di Asia. Sebaran kaum millennial terbesar berada di Tiongkok dengan jumlah 333 Juta orang. Indonesia memiliki potensi pertumbuhan 82 Juta millennial, ada 42 Juta millennial di Filipina, juga 26 Juta millennial Vietnam.
“Kami banyak memiliki spot dengan konsep sangat instagramable. Potensi pasar millennial akan digali terus. Konsep branding kami bagus dengan melibatkan banyak latar belakang, termasuk GenPI. Dengan dukungan Kemenpar, kami pasti bisa mewujudkan Kuansing sebagai destinasi ramah bagi generasi zaman now,” tegas Wakil Bupati Kuansing H Halim.
Pasar millennial pun semakin seksi. Apalagi, fakta menunjukan wisatawan dengan rentang usia 15 tahun hingga 29 tahun memiliki slot 23% di level global. Angka tersebut teridentifikasi pada 2016, lalu setelah 3 tahun bisa dipastikan slotnya tentu merangkak naik.
Kepala Dinas Pariwisata Kuansing Indra Suandy mengatakan, pihak swasta akan digandeng untuk mengembangkan pariwisata.
“Potensi pasar millennial memang bagus. Satu sisi, destinasi Kuansing sangat cocok bagi mereka. Kami ini juga tertarik untuk mengembangkan konsep nomadic tourism. Formulasi teknisnya masih dimatangkan. Untuk mempercepat akselerasi, kami gandeng swasta melalui program CSR. Dana desa memungkinkan diarahkan untuk pariwisata. Kelengkapan penunjang akan disempurnakan,” kata Indra.
Selain kekuatan destinasi, wisatawan millennial bisa digoda dengan ‘platform digital’. Selain itu, siapkan juga konten seperti story telling, experience, hingga originalitas.
Dengan segala potensinya, para millennial diprediksi akan melakukan 320 juta perjalanan internasional di tahun 2020. Pergerakan tersebut mengalami kenaikan signifikan 47% dibandingkan 7 tahun silam. Pada 2013, perjalanan para millennial hanya tercatat 217 Juta.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani menegaskan, Kuansing masih memiliki peluang untuk merebut pasar ini.
“Pasar millennial memang sangat menjanjikan. Jangka pendek dan panjang sama-sama kompetitif. Tiap destinasi masih memiliki peluang untuk mengoptimalkan slot ini, termasuk Kuansing. Segera siapkan konten menarik untuk para melienial, lalu dibranding secara masif melalui berbagai media,” tutup Rizki didampingi Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati. (****)