JAKARTA – Pengembangan wisata Setigi (Selo Tirto Giri) oleh warga Desa Sekapuk, Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur diapresiasi Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti.
Menurut LaNyalla, inovasi ekstrem yang dilakukan warga merupakan salah satu
langkah strategis untuk percepatan
pembangunan perekonomian desa.
“DPD sangat mengapresiasi upaya, pemikiran-pemikiran dan inovasi dengan model out of the box yang bermanfaat dalam mendorong peningkatan pendapatan masyarakat pedesaan,” ujar LaNyalla, Kamis (23/9/2021).
Wisata Setigi merupakan kreasi warga dengan inisiator Abdul Halim, Kepala Desa Sekapuk. Dia mengubah bekas galian tambang batu kapur yang dahulu terlantar di Jalan Daendels Pantai Utara Jawa Timur menjadi destinasi wisata.
Kini, dengan latar belakang pemandangan bukit batu kapur yang instagramable, wisata Setigi menjadi primadona bagi warga Gresik dan sekitarnya, seperti Surabaya, Sidoarjo, Lamongan dan Tuban.
Karena ada wisata Setigi pendapatan Desa Sekapuk meningkat pesat. Dahulu desa itu masuk kategori desa miskin dan tertinggal kini sudah menjadi desa miliarder karena tahun 2020, penghasilan beberapa unit usahanya menyentuh angka miliaran rupiah.
“Wisata Setigi dapat menjadi inspirasi desa-desa lain di Jawa Timur juga daerah lain yang ingin
mengembangkan desa wisata, yang bisa mendatangkan income bagi masyarakat desa,” jelas Senator asal Jawa Timur itu.
LaNyalla menegaskan pentingnya inovasi, bila perlu inovasi yang
ekstrem sehingga tempat kumuh dan
tertinggal dapat disulap menjadi tempat wisata primadona.
Dijelaskan LaNyalla, kepala desa menjadi ujung tombak perubahan mindset warga dalam mengolah setiap potensi desa menjadi sesuatu yang dapat menghasilkan nilai ekonomi.
“Kreativitas Kepala Desa Sekapuk harus dijadikan inspirasi desa-desa dalam membangun dan mendongkrak sumber-sumber ekonomi sehingga mampu menekan kesenjangan sosial dan meminimalisir konflik sosial,” ujar dia.
LaNyalla juga berpesan kepada Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang mengelola unit usaha wisata Setigi untuk tidak puas dengan apa yang sudah dicapai. Masih banyak hal yang bisa dilakukan dan dikembangkan.
“Harus dipikirkan pengembangannya supaya bermanfaat lebih luas. Dipetakan lagi spot-spot apa yang bisa dibangun. Dengan tujuan utama tetap pada peningkatan pendapatan desa dan masyarakatnya,” ujar dia.(***)