PURWAKARTA – Sejumlah destinasi wisata di Jawa Barat (Jabar) kembali dipersiapkan secara khusus untuk dapat memasuki masa adaptasi kebiasaan baru melalui gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat dan Aman). Setelah Kawasan Ziarah Syekh Quro Lemahabang Karawang dan Tugu Proklamasi Rengasdengklok, kali ini giliran Kawasan Wisata Ziarah Baing Yusuf dan Gunung Parang di Purwakarta
Kegiatan ini merupakan kolaborasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) bersama Mitra Kerja Komisi X DPR/RI menggelar Gerakan BISA di dua lokasi tersebut, pada 28 Juli 2020
Direktur Kelembagaan Kemenparekraf, Reza Fahlevi dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, mengatakan penyiapan destinasi yang memenuhi faktor kebersihan, kesehatan, keamanan, dan keberlangsungan lingkungan menjadi hal penting dalam menyambut wisatawan pada era adaptasi kebiasaan baru agar kegiatan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dapat kembali produktif, namun tetap aman dari COVID-19.
“Pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak COVID-19, namun kita harus menyikapi dengan baik. Gerakan BISA dapat menjadi acuan bagi pelaku pariwisata untuk tetap menerapkan protokol kesehatan,” kata Reza Fahlevi
Sementara itu, Kepala Sub Direktorat Kemenparekraf Hendry Noviardi menyebutkan secara nasional sektor ekonomi memang terjadi penurunan di semua sisi, yang berimbas pula pada perhotelan dan restoran.
“Jadi, adanya Gerakan Bisa ini sebagai langkah awal untuk menginformasikan bahwa sektor wisata ini masih menjanjikan, sehingga pelaku wisata perlu membenahi destinasi wisatanya dalam menyambut new normal,” ujarnya.
Dampak pandemi virus Corona memang sangat dirasakan oleh semua aspek perekonomian, tak terkecuali di sektor pariwisata. Tidak sedikit tempat wisata yang harus tutup selamanya gegara tidak adanya pemasukan untuk biaya operasional.
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengungkapkan bahwa ‘Gerakan Bisa’ sebagai permulaan di masa era baru guna menginspirasi pemerintah daerah untuk secepatnya mengambil inisiatif agar destinasi apapun bentuknya baik religi, kampung wisata, atau wahana kembali dibuka.
“Tapi, catatannya menerapkan protokol kesehatan. Semua penyelenggara wisata di tempatnya masing-masing mesti menyiapkan sepenuhnya protokol kesehatan,” kata dia
Dia juga meminta kepada Dinas Pariwisata untuk membentuk tim dalam era new normal. Kemenparekraf, kata Huda, telah memberikan panduannya untuk hotel, restoran, dan homestay
“Memang perlu ada perbaikan di hotel terkait misal penyajian makannya, karena diakui makanan pun berpotensi terjadinya penularan. Jadi, intinya sektor pariwisata perlu dibuka agar terjadi keramaian dan tetap patuh protokol kesehatan,” ujarnya.
Gerakan BISA ini akan terus berlanjut. Besok, Rabu 29 Juli, Kemenparekraf bersama dinas terkait dan pelaku pariwisata akan melakukan gerakan bersih bersih dengan menerapkan standar protokol kesehatan di Pantai Muara Gembong Bekasi Jawa Barat