Melalui Gerakan BISA, Destinasi Sukabumi Pertegas Fase Adaptasi Kebiasaan Baru

1660 0

PELABUHAN RATU – Destinasi Sukabumi makin masif memberlakukan kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru. Penegasannya melalui program BISA (Bersih, Indah, Sehat, dan Aman). Program BISA dilaunching pada Kamis (27/8) dibarengi dengan pelaksanaan Bimbingan Teknis (Bimtek) SDM Ekonomi Kreatif Fotografi dari Direktorat Pengembangan SDM Ekonomi Kreatif, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan, Kemenparekraf/Baparekraf. Lokasinya berada di Pantai Citepus, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Prosesi peluncurannya diikuti peserta 100 orang. Mereka pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif terdampak Covid-19.

“Kami ucapkan terima kasih kepada Kemenparekraf/Baparekraf khususnya dari Direktorat Pengembangan SDM Ekonomi Kreatif, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan atas diluncurkannya gerakan BISA dan Bimbingan Teknis (Bimtek) SDM Ekonomi Kreatif Fotografi di Sukabumi. Kegiatan ini sangat positif dan memperkuat destinasi di masa transisi Adaptasi Kebiasaan Baru. Kami tentu sangat antusias. Bagaimanapun, BISA menjadi kebutuhan destinasi saat ini,” ungkap Kepala Bidang Industri Pariwisata Sukabum Iwan Setiawan.

Gerakan BISA menjadi kampanye besar kesiapan destinasi menyambut wisatawan Adaptasi Kebiasaan Baru. Implementasinya, penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata. Komponen utamanya yaitu, penggunaan masker, jaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun bagi para wisatawan. BISA juga ikut mendukung dengan beragam bantuan fisik yang dialirkannya.

Posisi BISA juga semakin strategis karena Pantai Citepus menjadi bagian UNESCO Global Geopark (UGG) Ciletuh. Apalagi, destinasi Ciletuh sedang menjalani validasi ulang sebagai member UGG. Iwan menambahkan, masyarakat Sukabumi secara umum memberikan respon positif atas digulirkannya program BISA dan Bimtek Bimbingan Teknis (Bimtek) SDM Ekonomi Kreatif Fotografi dengan beragam manfaatnya.

“Respon masyarakat di sini terhadap gerakan BISA dan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) SDM Ekonomi Kreatif Fotografi sangatlah bagus. Hal ini bisa diketahui dari tingkat kehadiran mereka dalam acara ini. Meski demikian, mereka tetap mematuhi protokol kesehatan. Sebab, masyarakat juga sangat menggantungkan ekonominya kepada Pantai Citepus,” lanjutnya.

Iwan juga mengatakan, konten gerakan BISA menjadi acuan dalam menggerakan industri pariwisata di Sukabumi. Dengan kontennya, gerakan BISA otomatis menaikan tingkat kepercayaan publik terhadap posisi destinasi wisata. Impact lanjutannya, pergerakan wisatawan akan terdongkrak positif. Muaranya, optimalisasi pendapatan masyarakat dari aktivitas pariwisata.

“Gerakan BISA menjadi jaminan berdenyutya kembali ekonomi di destinasi wisata. Kami yakin, tingkat kepercayaan pasar terhadap destinasi akan tinggi. Dengan beragam potensi dan dukungan yang ada, industri pariwisata di Sukabumi akan pulih lebih cepat. Semua stakeholder punya komitmen yang sama untuk mewujudkannya,” kata Iwan lagi.

Lebih lanjut, gerakan BISA memang jadi prgram padat karya. Direktur Pengembangan SDM Ekonomi Kreatif Muh. Ricky Fauziyani menegaskan, gerakan BISA menjadi stimulus untuk menggerakan lagi destinasi wisata dengan basic Kebersihan, Keindahan, Kesehatan, dan Keamanan.

“Program BISA menjadi padat karya. Ada insentif yang diberikan melalui program ini. Kami memang memiliki komitmen kuat untuk mengembalikan perekonomian di destinasi wisata. Pariwisata harus terus memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, termasuk di Sukabumi,” tegas Ricky.

Ricky juga menjelaskan, gerakan BISA juga mendorong soliditas seluruh stakeholder pariwisata destinasi Sukabumi. Sebab, BISA mengedepankan kepentingan bersama dan mendorong berbagai perbaikan di destinasi. Perbaikan dilakukan dengan indikator Kebersihan, Keindahan, Kesehatan, dan Keamanan. Impact luasnya, munculnya kelestarian alam dan keseimbangan hidup dengan kebutuhan masyarakat.

“Kondisi pandemi saat ini mengharuskan seluruh lapisan masyarakat untuk saling bergotong royong. Mereka harus memberikan semangat satu sama lain untuk menghadapi tatanan kehidupan baru pascapandemi COVID-19”, jelas Ricky lagi.(*)

Related Post

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *