Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menegaskan pentingnya pembangunan ekosistem kondusif agar industri pariwisata dan ekonomi kreatif berkembang dengan baik.
Wishnutama saat berbicara di Southeast Asia Summit yang diselenggarakan oleh Asian Venture Philanthropy Network (AVPN) di Hotel Conrad, Nusa Dua, Bali, Kamis (13/2/2020), mengatakan bahwa sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir. Untuk itu, Kemenprekraf akan memastikan dukungan yang dibutuhkan oleh industri terpenuhi. Misalnya, skema pembiayaan yang dapat diakses bagi pelaku usaha kecil dan menengah.
“Indonesia merupakan pasar yang menarik dalam bidang pariwisata dan ekraf. Dengan potensi yang demikian besar, pariwisata diproyeksikan sebagai kekuatan ekonomi terbesar keempat di Asia pada tahun 2045,” ujar Wishnutama.
Melihat potensi yang demikian besar serta kebutuhan dukungan pengembangan usaha, telah dilakukan penandatanganan kerjasama dengan AVPN pada tahun 2018. Dalam kerjasama tersebut, disepakati AVPN akan memobilisasi banyak jenis modal investasi sosial yang memberikan peluang untuk kolaborasi modal dalam pengembangan pariwisata dan ekraf.
Fokus pengembangan pariwisata tahun ini adalah pengembangan 5 Destinasi Super Prioritas yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang. Targetnya pembangunan infrastruktur akan selesai pada akhir 2020. Selain itu, pengembangan juga dilakukan dalam bidang peningkatan sumber daya manusia, konektivitas serta keamanan. Pengembangan yang sama juga dilakukan dalam bidang ekraf terutama pengembangan industri termasuk industri kecil.
Naina Subberwal Batra, Direktur Utama dan Ketua AVPN menyebutkan bahwa Bali merupakan lokasi yang cocok untuk melakukan kolaborasi dalam berbagai sektor untuk memastikan Asia Tenggara berkembang. Mengingat acara tersebut dihadiri oleh para investor yang berpengalaman di bidang sosial dengan tujuan menciptakan gerakan sosial yang memiliki dampak berkelanjutan.
Sementara itu, Direktur Utama Yayasan Cinta Anak Bangsa, Veronica Colondam, mengatakan bahwa Southeast Asia Summit merupakan kesempatan yang baik untuk membangun jaringan kerjasama. AVPN menawarkan kesempatan tersebut yang kemudian disambut baik oleh pelaku industri.
AVPN merupakan jaringan unik para penyandang dana yang memiliki komitemen untuk membangun komunitas investasi sosial di Asia, dan memiliki lebih dari 600 anggota di 34 negara. Misi utamanya adalah meningkatkan aliran modal finansial, sumber daya manusia, dan intelektual ke sektor sosial. AVPN merangkul semua jenis kegiatan untuk meningkatkan efektivitas anggotanya di Asia Pasifik.
Southeast Asia Summit yang pertama kali diadakan di Bali pada tanggal 12-14 Februari 2020. Tujuannya adalah memetakan permasalahan yang dialami negara-negara di Asia Tenggara seperti perubahan iklim kesetaraan gender, pendidikan dan pemerataan mata pencaharian termasuk pengembangan industri pariwisata dan ekraf.(*)