Optimalisasi Pemasaran Digital, Blended Activity Tebar 4 Kunci Transformasi Produk Menarik

1785 0

DENPASAR – Blended activity milik Kemenparekraf/Baparekraf sangat menginspirasi pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif Denpasar. Paket aktivitas yang digulirkan Bimbingan Teknis (Bimtek) SDM Ekonomi Kreatif Fotografi dan gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, dan Aman) pada Sabtu (5/9). Program tersebut menebar 4 kunci transformasi produk agar menarik minat wisatawan.

Formulasi _blended_ _activity_ Bimtek SDM Ekonomi Kreatif Fotografi dan BISA dihelat di Wantilan Pura Dalem Kedewatan Sanur, Sanur Kaja, Denpasar Selatan, Bali. Pesertanya ada 100 orang. _Background_-nya adalah pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif terdampak Covid-19. Untuk Bali, _blended_ _activity_ sudah menginspirasi 600 pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dari Denpasar, Gianyar, hingga Karangasem.

“Sekarang eranya digital, jadi semua elemen pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif harus menyesuaikan. Transformasi produk unggulan dilakukan agar bisa memberi manfaat secara ekonomi. Di sini terdapat banyak sekali potensi produk ekonomi kreatif. Tinggal strategi marketingnya yang dikuatkan,” ungkap Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Wisnu Bawa Tarunajaya.

Menaikkan _tone_ produk unggulannya, 4 kunci transformasi pun diberikan. Ada _to_ _see_ atau melihat yang diarahkan agar produknya dibuat menarik. Agar _eye_ _catching_, produk unggulan kreatif harus ditata rapi sedemikian rupa. Tujuannya, untuk mempengaruhi wisatawan agar tertarik dan membeli produk yang ditawarkan. Wisnu menerangkan, keinginan agar wisatawan membeli produk harus ditumbuhkan.

“Minat wisatawan agar membeli produk harus ditumbuhkan. Untuk itu perlu penataan dalam penyajian sebuah produk. Penataannya harus rapi dan menarik. Kalau semuanya bagus, secara otomatis langsung mempengaruhi wisatawan untuk membeli produk yang dimaksud,” terang Wisnu.

Selain mempengaruhi, ada juga _to_ _do_ yang menjadi katalis untuk menguatkan keinginan. Wisnu lalu menambahkan, keinginan wisatawan membeli produk harus dinaikan. Untuk itu, produknya disiapkan sesuai dengan karakter wisatawan. Terkait dengan pandemi Covid-19, karakter wisatawan pun bergerser. Wisatawan lebih mengedepankan status Bersih, Indah, Sehat, dan Aman.

“Wisatawan harus dibuat tertarik dengan produk yang ditawarkan, lalu membelinya. Memang saat ini ada pergeseran karakter wisatawan yang lebih mengedepankan status kebersihan, keindahan, kesehatan, dan keamanan. Posisi Bali sudah siap dikunjungi karena memiliki dan memenuhi syarat elemen tersebut. Apalagi, 80% wisatawan dunia ingin datang ke Bali. Potensi ini harus dioptimalkan,” lanjut Wisnu lagi.

Elemen transformasi produk lainnya adalah _to_ _buy_. Pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif pun harus menawarkan produknya dengan harga kompetitif. Sebab, Daya Tarik Wisata (DTW) Bali memiliki faktor deferensiasi produk yang sangat besar. Masyarakatnya juga hangat dalam menyambut kunjungan para wisatawannya. Keramahan tersebut pun semakin menegaskan eksotisnya Pulau Dewata-julukan Bali.

Lebih lanjut, pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif pun harus memperhatikan elemen _to_ _learn_. Proses pembelajaran ini dengan mengevaluasi seluruh konsep strategi produk dan pemasarannya. Artinya, tiap peluang yang muncul harus dioptimakan. Direktur Pengembangan SDM Ekonomi Kreatif Muh. Ricky Fauziyani mengatakan, keberadaan teknologi membuat marketing produk semakin efisien.

“Teknologi yang ada saat ini sangat menguntungkan. Proses penjualan semakin mudah dan cepat. Kini yang perlu disiapkan adalah kontennya. Bagaimanapun, produk ekonomi kreatif dan destinasi kini ada dalam genggaman. Apalagi, 85% masyarakat Indonesia memiliki smartphone. Fotografi menjadi cara paling simpel untuk menawarkan beragam produk tersebut,” kata Ricky.

_Blended_ _activity_ program Bimtek SDM Ekonomi Kreatif Fotografi dan BISA pun diikuti aksi sosial. Ada penyerahan bantuan berupa Alat Pemotong Rumput, Gerobak Sorong, Tempat Sampah, dan Peralatan Kebersihan lainnya. Rangkaian aktivitas lalu ditutup dengan aksi bersih-bersih di kawasan DTW Pantai Sanur. Kepala Dinas Pariwisata Denpasar Dezire Mulyani memaparkan, _blended_ _activity_ telah memberi banyak inspirasi bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Kami ucapkan terima kasih atas digulirkannya Bimtek SDM Ekonomi Kreatif Fotografi dan BISA di sini. Ada banyak inspirasi yang diberikan. Pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif membutuhkan manajemen pemasaran yang bagus. Semuanya tahu kalau digital menjadi strategi pemasaran yang tahan banting, termasuk di kondisi Covid-19. Potensi ini tentu akan dimaksimalkan,” papar Dezire.(*)

Related Post

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *