Optimis! 2019 Daya Saing Pariwisata Indonesia Terus Melejit

1859 0

JAKARTA – Soal daya saing pariwisata Indonesia? Ada lembaga dunia yang paling terpercaya, dan dijadikan referensi 130 negara di dunia, untuk memeringkat dengan kriteria yang jelas. Sedikitnya 14 pilar yang dikalibrasi dengan standar yang sama, oleh TTCI – Travel & Tourism Competitiveness Index, World Economic Forum yang berpusat di Geneva Swiss.

Posisi Indonesia, terus melesat naik. Dan kenaikan itu bisa dirasakan oleh kalangan industri yang bergerak di sektor pariwisata tanah air. TTCI 2017 yang dikeluarkan secara resmi oleh World Economic Forum (WEF) pada 6 April 2017 lalu. Dan Indonesia tembus di peringkat 42, nauk 8 strip dari dua tahun sebelumnya 2015, di peringkat 50.

Angka 50 itu pun sudah naik dari papan 70 besar dunia di tahun 2013. Targetnya 2019 ini adalah peringkat ke-30. Ini yang tidak mudah, karena pariwisata itu tidak bisa berdiri sendiri, tetapi harus “incorporated!” Inilah tantangannya.

Dari fakta tersebut, Ketua Umum Gabungan Industri Pengusaha Indonesia (GIPI), Didien Junaedy justru mengaku heran jika masih ada yang meragukan capaian pariwisata Indonesia dalam hal daya saing. Itulah justru yang membuat banyak investasi mulai percaya di sektor pariwisata.

“Perkembangan sektor pariwisata Indonesia on the track. Pariwisata Indonesia makin kuat bersaing dengan negara lain. Datanya bisa dilihat, dan itu dikeluarkan resmi oleh World Economic Forum, bukan data sembarangan,” papar Didien, Kamis (15/8).

Suasana geliat di pasar, di destinasj, juga terasa dalam 5 tahun belakangan ini. Menurutnya, keberhasilan sektor pariwisata Indonesia tidak lepas dari seriusnya perhatian Presiden Joko Widodo terhadap sektor ini. Apalagi, perkembangannya selalu dipantau.

“Dunia pariwisata Indonesia sangat beruntung memiliki Presiden yang peduli dengan pariwisata. Apalagi semua kemauannya bisa diterjemahkan dengan sangat baik oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. Tanpa kolaborasi yang baik ini, tidak mungkin sektor pariwisata Indonesia melesat seperti sekarang,” papar Didien lagi.

Didien bahkan menilai peran Arief Yahya selaku Menteri Pariwisata tidak bisa dilepaskan dari kesuksesan pariwisata Indonesia. Apalagi, beliau menerapkan deregulasi. Dan inilah kunci yang membuat daya saing pariwisata di tingkat global meningkat tajam.

“Menpar melakukan deregulasi bebas visa secara. Juga memperbaiki pilar yang menjadi unsur penilaian dalam Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) World Economic Forum (WEF). Hasilnya, brand Wonderful Indonesia kian dikenal luas. Baik didalam maupun luar negeri. Tidak sembarangan orang bisa melakukan hal ini. Hanya mereka yang punya komitmen, kemampuan, dan keseriusan yang bisa melakukannya,” ujar Didien.

Tidak hanya itu, Didien juga menilai Menpar Arief Yahya sangat jeli melihat tren wisatawan dunia. Saat ini, tren tersebut mengarah ke digital. Sektor pariwisata Indonesia pun dibawa menuju era digital.

“Jadi kalau masih ada yang berharap wisatawan mancanegara cari brosur di bandara, itu kuno! Wisatawan sekarang akrab dengan digital. Semua dilakukan dengan gadget. Mencari informasi destinasi, hotel, bahkan hingga membayar, semua dilakukan digital, sebelum mereka berangkat. Lantas bagaimana jika wisatawan sudah sampai bandara? Ada TIC (tourism information center). Kalau masih berharap brosur ya ketinggalan,” kata Didien.

Ditambahkannya, pelaku industri pariwisata sudah semakin memahami tren yang makin digital seperti ini. Karena, sudah ada perubahan pola dari wisatawan mancanegara. Industri yang tidak mengikuti perkembangan zaman, akan semakin jauh tertinggal.

Didien juga menyebut, sektor pariwisata itu sangat dinamis. Terus berubaha, bahkan berrevolusi, dalah satunya karena teknologi digital. Customer atau perilaku traveler sudah berubah, maka produk dan strategi marketing nya pun harus berubah. “Dan itu sudah dilakukan sejak 4-5 tahun inj,” kata Didien yang sudah puluhan tahun malang melintang di sektor pariwisata.

Bagaimana dengan konsep membangun cerita, memperkaya legenda, memperkuat story dalam pariwisata? Didien menyebut, di seluruh dunia, cerita di balik destinasi itu penting sekali, dan sudah banyak kisah suksesnya. Yang mengendap di benak wisatawan adalah kisah ceritanya.

“Pariwisata itu soal persepsi. Apa yang ingin kita sampaikan ke wisatawan? Bagaimana caranya wisatawan bisa tertarik untuk datang? Bagaimana bisa menyisakan memori yang indah? Itu penting dan menjadi kekuatan destinasj,” papar Didien.(**”)

Related Post

Aceh Semarakkan GWBN 2019 di Jakarta

Posted by - 30 Juni 2019 0
JAKARTA – Dikenal sebagai salah satu destinasi wisata halal, membuat Aceh terus berbenah. Berbagai strategi pemasaran dilakukan dalam rangka menarik…

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *