JAKARTA – Optimalisasi pangsa pasar terus dilakukan Destinasi Super Prioritas Danau Toba. Kawasan wisata ini dibranding masif melalui 3 kota besar di Indonesia. Setelah Denpasar, penguatan dilakukan dari Kota Batam dan Palembang. Formatnya Table Top melalui program Business to Business (B2B).
“Kami menyambut terbuka kehadiran industri pariwisata Danau Toba. Hal ini tentu akan menjadi mitra bisnis yang bagus. Destinasi Danau Toba luar biasa, lalu potensi wisman di Batam sangat besar. Dengan kerjasama ini, daya tawar pariwisata Indonesia akan semakin positif,” papar Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar, Rabu (3/7).
Tone pariwisata Danau Toba akan terus naik. Arus wisatawannya juga diprediksi terus menguat. Sebab, penguatan dilakukan masif melalui aktivitas B2B. Aktivitas tersebut sebelumnya digulirkan di Hotel Bali Rani, Denpasar, Bali, pada Jumat (21/6). Setelah Denpasar, kini program table top dilanjutkan di Hotel Nagoya Hill, Batam, Sabtu (3/7). Lalu, rangkaian B2B ditutup di Palembang pada Rabu (10/7) nanti.
“Sama seperti destinasi lainnya, potensi besar dimiliki destinasi Danau Toba. Kawasan tersebut sangat strategis untuk menaikan arus kunjungan wisatawan. Danau Toba memiliki citra mendunia dengan alam dan budayanya yang eksotis. Melalui program B2B ini diharapkan tone-nya makin kuat,” ungkap Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani.
Digelar masif, program B2B Danau Toba diikuti oleh 10 seller asal Sumatera Utara. Komposisi sellernya masing-masing 5 slot bagi TA/TO dan Hotel. Adapun buyernya masing-masing berjumlah 50 pada setiap kota persinggahan. Jadi, total seller asal Sumatera Utara ini bertemu dengan 150 buyer dengan beragam karakteristiknya.
“Bertemu dengan banyak buyer tentu menjadi keuntungan. Apalagi, komposisinya setiap kota berbeda. Kami berharap, sinergi tersebut akan mendatangkan keuntungan bagi kedua belah pihak. Sebab, bisnis dengan memakai Danau Toba sebagai porosnya sangat menjanjikan. Lebih menggembirakan lagi, respon buyer sangat positif,” terang Rizki lagi.
Beban besar memang disematkan kepada Destinasi Danau Toba. Kawasan tersebut ditarget menarik arus wisman hingga 1 juta orang pada 2020. Pergerakan wisman di sana kompetitif di awal 2019, khususnya paspor Malaysia. Pada triwulan pertama 2019, arus wisatawan Malaysia mencapai 30.003 orang. Angka ini memiliki slot 59,9% dari kuota total. Singapura di strip 2 dengan 4.098 orang wisatawan atau 8,97%.
“Untuk optimalisasi target, branding harus dilakukan jauh hari selain terus menerus. Sebab, promosi ini akan memberikan impact positif jangka panjang. Dengan kunjungan wisatawan yang optimal, kami pun berharap berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan di sana,” tegas Rizki.
Pergerakan wisman yang positif tentu memberikan impact positif bagi destinasi Danau Toba. Sepanjang 2017, total Pendapatan Asli Daerah (PAD) 8 kabupaten di sekitar Danau Toba sekitar Rp942,4 Miliar. Angka ini naik 71,4% dari 2016. Angka riil PAD 2016 adalah Rp549,9 Miliar. Lebih spesifik, Humbang Hasundutan dan Toba Samosir ikut merasakan kue manis pariwisata.
Pada 2017, PAD Humbang Hasundutan berada di angka Rp85,6 Miliar. Jumlah tersebut naik 103,3% dari 2017. Pun demikian dengan Toba Samosir yang meraup PAD Rp54,8 Miliar, meskipun terkoreksi naik tipis. Impact lebih luas diterima Sumatera Utara pada 2018. Sebab, pergerakan wismannya 301.035 orang atau surplus 39.299 orang dari tahun sebelumnya.
“Posisi Danau Toba memang penting. Pergerakan wisatawan tumbuh kompetitif di sana. Pengaruhnya sangat positif bagi perekonomian. Dan, hal ini akan semakin bagus kalau slot wisman diperbesar. Sebab, potensi Destinasi Danau Toba sangat besar untuk dikembangkan. Seluruh aspek sangat mendukung,” jelas Asdep Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati.
Mengacu aspek Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas, maka Destinasi Danau Toba adalah juaranya. Ada banyak opsi atraksi, seperti Atraksi Gajah di Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Eden, Bukit Kasih, dan Bukit Doa. Ada juga Huta Ginjang, Pulau Samosir, Hot Spring Sipoholon, dan Sipinsur. Warna budayanya, seperti Tari Tor Tor, Bertenun Ulos, Desa Wisata Ambarita, dan Desa Wisata Tomok.
Untuk dukungan aksesibilitasnya udara datang dari Bandara Silangit dan Bandara Kualanamu. Poros laut terhubung dari Pelabuhan Belawan, Tanjung Balai Sahan, dan Kuala Tanjung. Koneksi daratnya ada 4 ruas jalan tol plus Jalan Lingkar Danau Toba sepanjang 366 Km. Ada juga Jalan Lingkar Pulau Samosir sepanjang 145 Km. Adapun pilihan amenitasnya sangat banyak. Selain nyaman, harganya juga ramah.
“Penguatan jaring wisatawan memang penting. Apalagi, dukungan atraksi, aksesibilitas, dan amenitas di Danau Toba luar biasa. Dengan branding melalui 3 kota tersebut, arus wisatawan akan semakin optimal. Sama seperti Denpasar, respon positif juga akan diberikan Batam. Sebab, potensi wisman di Batam juga besar,” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang juga Menpar Terbaik ASEAN.(*)