Pengembangan 5 Destinasi Super Prioritas Dibahas dalam Rakornas Pariwisata III

1787 0

JAKARTA – Instruksi Presiden Joko Widodo agar pengembangan destinasi super prioritas dipercepat, langsung direspons. Pembahasan ini dilakukan dalam rapat koordinasi nasional (Rakornas) III, 10-11 September 2019. Lokasinya di Swissotel Jakarta PIK Avenue, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Pengembangan 5 destinasi super prioritas telah ditetapkan Presiden Joko Widodo. Yaitu setelah rapat terbatas pada 15 Juli lalu. Ratas dilakukan dengan beberapa kementerian dan lembaga terkait.

Kelima destinasi super prioritas tersebut adalah Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang. Daerah-daerah tersebut tengah didorong pengembangan intrastrukturnya. Targetnya, selesai tahun 2020. Sesudah itu, promosi akan dilakukan secara masif.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, Rakornas ini dihadiri oleh beberapa Kementerian/Lembaga terkait mulai dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Keuangan, Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, BAPPENAS, dan BEKRAF.

“Ada beberapa pembahasan, seperti pengintegrasian dukungan Kementerian/Lembaga dalam pengembangan destinasi pariwisata super prioritas. Selanjutnya bagaimana strategi pengembangannya, ada juga program Quick Wins 2019. Dan rencana pengembangan destinasi pariwisata super prioritas 2020,” katanya, Selasa (10/9).

Ada pula pembahasan mengenai dukungan aksesibilitas dan konektivitas. Serta pembahasan Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Danau Toba, Borobudur dan Mandalika.

Peningkatan daya saing SDM, masyarakat dan industri pariwisata pun akan didiskusikan. Diharapkan hasilnya berupa rencana aksi kegiatan dan penganggaran peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM. Serta pemberdayaan masyarakat dan peningkatan daya saing industri (SMI).

“Yang terakhir adalah promosi atau pemasaran dengan penganggaran peningkatan promosi pariwisata dengan cara Branding, Advertising dan Selling (BAS),” katanya.

Hingga saat ini, Kemenpar bersama berbagai instansi terkait mulai menjalankan instruksi Presiden Jokowi terkait pengembangan 5 destinasi super prioritas tersebut. Progres yang telah dicapai antara lain berdirinya The Kaldera – Toba Nomadic Escape di Lahan Zona Otorita Kabupaten Toba Samosir. Dan pada 10 Oktober 2019, juga akan berlangsung Groundbreaking Glamping di area yang sama.

Sementara untuk mendorong perkembangan wisata di Borobudur, pemerintah membangun Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo. Per Oktober 2019, bandara ini telah melayani 66 penerbangan dengan kapasitas bandara mencapai 3 juta penumpang.

Untuk destinasi Mandalika, proses pengukuran topografi dan konstruksi untuk pembangunan Sirkuit Moto GP akan dimulai pada Oktober 2019. Dan ditargetkan selesai pada 2020. Semangat pembangunan juga tercermin di destinasi Labuan Bajo. Saat ini telah mencapai tahap finalisasi pembangunan hotel, marina, area komersial dan pelabuhan ferry.

Sementara itu, pada Oktober 2019, pemerintah menargetkan percepatan penetapan Peraturan Pemerintah (PP) perihal KEK Pariwisata Likupang yang telah disepakati pada 27 Agustus 2019 lalu.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menginginkan pembangunan infrastruktur di kawasan destinasi super prioritas untuk dipercepat. Sehingga, bisa dipromosikan secara masif pada tahun 2020 mendatang. Untuk mencapai target ini, pemerintah menganggarkan Rp6,5 triliun kepada 4 destinasi super prioritas dengan rincian Danau Toba (Rp2,2 triliun). Kemudian Borobudur (Rp2,1 triliun), Labuan Bajo (Rp6,3 triliun), dan Mandalika (Rp1,9 triliun).

Presiden Jokowi meminta seluruh kementerian terkait agar memberikan dukungan penuh. Baik itu dalam hal yang berkaitan dengan kepemilikan tanah, maupun penghijauan kembali kawasan wisata, terutama di Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, dan Mandalika.

“Ini sangat penting sekali. Kita harapkan betul-betul di akhir 2020 produk ini betul-betul siap untuk dipromosikan secara besar-besaran. Dan juga kita harapkan infrastruktur pendukung baik _airport_, jalan menuju ke tempat-tempat yang telah dan akan dikembangkan ini betul-betul bisa memberikan dukungan yang baik bagi aktivitas wisata,” kata Presiden Jokowi.

Alasan Presiden Jokowi ingin mempercepat pengembangan destinasi wisata ini dikarenakan sektor pariwisata dapat menjadi motor peningkatan devisa negara di tengah gejolak ekonomi global.(***)

Related Post

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *