Pengetahuan Penyuluh Jabar Soal CSA SIMURP Ditingkatkan dalam ToT

612 0

DESTINASIDIGITAL.COM//JAKARTA – Sektor pertanian sangat rentan terhadap terjadinya perubahan iklim. Kondisi ini juga bisa mengakibatkan pertanian menjadi gagal panen akibat kekeringan atau banjir. Sebagai langkah antisipasi, Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP meningkatkan kemampuan penyuluh lewat Training of Trainer (ToT) untuk menerapkan Climate Smart Agriculture (CSA) proyek SIMURP.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan insan pertanian harus mengantisipasi terjadinya perubahan iklim.

“Perubahan iklim yang terkadang diikuti dengan cuaca ekstrim yang mengakibatkan banjir atau kekeringan, harus diantisipasi. Karena kondisi ini bisa menyebabkan pertanian gagal panen. Itulah pentingnya SIMURP, karena salah satu kegiatannya adalah penerapan pertanian cerdas iklim (CSA) yang bisa mengantisipasi kondisi tersebut,” kata Mentan SYL, Rabu (29/07/2020).

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan output ToT CSA Strategic Irrigation Modernization And Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) adalah menghadirkan trainer yang benar-benar terlatih untuk menerapkan CSA.

“Para penyuluh kita harapkan bisa menjadi trainer buat para petani, khususnya untuk menerapkan CSA SIMURP. Dan inilah output yang kita harapkan dari kegiatan ToT. Kegiatan ini memberikan bekal untuk penyuluh untuk dibawa ke BPP,” tuturnya.

Dedi menjelaskan, impact yang diharapkan dari ToT CSA SIMURP di Jawa Barat adalah meningkatnya penghasilan dan kesejahteraan petani dan keluarganya, khususnya yang berada disekitar lokasi SIMURP.

“Kita juga berharap petani dan penyuluh bisa mengadopsi teknologi informasi. Yang ujung-ujungnya adalah terwujudnya petani juara dengan pendampingan dan pengawalan oleh penyuluh juara. Dan diharapkan secara signifikan mewujudkan Jawa Barat sebagai daerah pertanian yang mandiri untuk mencapai kedaulatan pangan,” terang Dedi lagi.

Lokasi pelaksanaan proyek SIMURP di Provinsi Jawa Barat dilaksanakan di 2 daerah irigasi yaitu Jatiluhur dan Cikeusik yang mengairi 4 Kabupaten yaitu Cirebon, Indramayu, Karawang dan Subang dengan jumlah BPP yang menjadi pelaksana kegiatan sebanyak 37 BPP.

Pelaksanaan Proyek SIMURP meliputi beberapa kegiatan, yaitu Rehabilitasi Sistem Irigasi dan Drainase Mendesak, Rehabilitasi Sistem Irigasi dan Drainase Mendesak, Jasa Manajemen Proyek dan Konsultasi.

“Di tahun 2020 kegiatan utama SIMURP meliputi Training of Trainer (TOT), Training of Farmer (TOF) Teknologi Berbasis CSA, Mendukung Penerapan Teknologi CSA Padi dan Non Padi (High Value Crop), Penguatan Balai Penyuluhan Pertanian berbasis CSA, dan Pengembangan Produk dan Jejaring Pasar,” ujar Dedi Nursyamsi lagi. (EDZ/EZ/SAH)

Related Post

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *