PURBALINGGA – Para petani di Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, Jawa Tengah, melakukan aktivitas pertanian dengan didukung alat dan mesin pertanian. Aktivitas tersebut meliputi olah tanah dengan traktor roda 4 hingga tanam.
Kecamatan Kemangkon merupakan lumbung pangan Kabupaten Purbalingga yang terdiri dari 19 desa dan mempunyai lahan sawah seluas 2.376,9 hektare (Ha).
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, petani di Tanah Air harus mengikuti perkembangan teknologi.
“Pertanian Tanah Air sudah harus menuju era modern, era 4.0. Petani sudah harus meninggalkan cara-cara lama. Sekarang semua bisa dilakukan dengan mekanisasi, dengan teknologi. Dan bisa mendapatkan hasil produksi yang maksimal,” katanya, Selasa (14/07/2020).
Hal serupa disampaikan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy. Menurutnya, penggunaan alat dan mesin pertanian harus dimaksimalkan petani.
“Dengan cara lama, butuh banyak orang untuk menggarap lahan dan waktu berhari-hari. Tapi dengan alsintan jenis traktor roda 4 seperti yang dilakukan di Purbalingga waktu olah lahan itu bisa dilakukan satu orang dengan waktu hanya hitungan jam. Ini membuktikan penggunaan alsintan jauh lebih efektif,” katanya.
Para petani di Purbalingga sendiri melakukan olah tanah dengan traktor roda empat mempercepat pengolahan lahan sekaligus menjaga ketersediaan pangan. Di Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, pemanfaatan alsintan dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi.
Selain alsintan, petani juga didukung sistem pengairan yang baik. Seperti irigasi Banjar Cahyana yang mengairi 11 desa di wilayah selatan sungai Klawing. Kemudian, enam desa dialiri oleh irigasi dari Kedung Jeruk dan Limpa Dau. Sedangkan dua desa dialiri oleh irigasi dari Krenceng.
Komoditas di Kecamatan Kemangkon adalah tanaman pangan, seperti padi, jagung, dan kedelai. Kemangkon juga memiliki beberapa tanaman hortikultura seperti cabai, timun, terung, bawang merah, dan kacang panjang.(*)