LEMBANG – Untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia pertanian, diperlukan kerjasama, sinergi dan kolaborasi antar lembaga. Termasuk pihak akademisi guna menunjang agribisnis yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Mendukung hal itu, Kementerian Pertanian, melalui BPPSDMP, menandatangani kerja sama dengan Universitas Padjadjaran (UNPAD), Fakultas Teknologi Industri Pertanian, serta Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB, Rabu (1/12/2021).
Ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia pertanian melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Perjanjian kerjasama antara BPPSDMP dengan IPB dan UNPAD berlangsung selama 2 tahun.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan pertanian memiliki peran penting dan strategis dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Di masa pandemi covid-19, hanya sektor pertanian yang mengalami pertumbuhan yang positif, ditunjukkan dengan meningkatnya produktivitas dan ekspor produksi pertanian serta penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian,” jelas SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menyampaikan hal senada.
“Kunci keberhasilan peningkatan produksi komoditas pertanian adalah peningkatan produktivitas melalui dukungan sarana, prasarana, inovasi teknologi, regulasi dan SDM Pertanian yang kompeten,” kata Dedi.
Menurutnya, teknologi pertanian dan SDM pertanian merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
“Teknologi pertanian modern dicirikan lebih cepat, produktivitas tinggi dan memanfaatkan teknologi Informasi,” terangnya.
Kegiatan ini yang dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Handover Project BBPP Lembang dan Taiwan Technical Mission dan Penutupan Pelatihan Smart Farming bagi Petani Milenial, dihadiri Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi, Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Kepala BBPP Lembang, Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat UNPAD, Prof. Rizky Abdullah, Dekan Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Sarifah Nurjanah, dan Kepala Pusat Kajian Hortikultura Tropika LPPM IPB, Awang Maharijaya.
“Pada kegiatan serah terima Strengthening Incubator Agribusiness with Human Development Project yang sama-sama kita saksikan saat ini, teknologi yang dikenalkan adalah pertanian presisi atau smart farming, yaitu Pertanian rendah biaya berpotensi meningkatkan margin keuntungan petani, dan Efisiensi dalam penggunaan air, pupuk dan pestisida memungkinkan keberlanjutan produksi hasil pertanian yang aman dan sehat,” katanya.
“Fasilitas project berupa Smart Automatic Green House dan Modern Packing House ini telah menjadi icon yang menarik minat peserta pelatihan, mahasiswa, dosen, petani dan pengusaha milenial serta masyarakat sebagai sarana pembelajaran/pelatihan berbasis inovasi dan teknologi masa kini, bagaimana seharusnya tahapan budidaya, pascapanen dan pengolahan hasil pertanian itu dilakukan, sesuai dengan SOP dan standar internasional guna mendukung pertanian yang Maju, Mandiri dan Modern,” ungkap Dedi.
Dalam kesempatan ini, Dedi mengucapkan terima kasih kepada TETO dan IETO atas dukungannya terhadap para petani dan pelaku usaha melalui kerja sama teknis ini.
“Saya berharap di masa datang kita dapat tetap memperkuat kerja sama dan kolaborasi dalam pembangunan SDM Pertanian melalui penggunaan teknologi pertanian modern yang saling menguntungkan,” tutup Dedi.
Selanjutnya, dilaksanakan penandatanganan perjanjian kerjasama antara Sekretaris BPPSDMP dengan Dekan Fakultas Teknologi Industri Pertanian dan Kepala Pusat Kajian Hortikultura Tropika LPPM IPB, disaksikan oleh Kepala BPPSDMP.
Sekretaris BPPSDMP Kementan, Siti Munifah dalam penandatanganan menjelaskan kerjasama ini sangat strategis.
“Khususnya untuk mendukung peningkatan kapasitas petani milenial. Kita ingin ada peningkatan kualitas dan ilmu pengetahuan bagi para petani milenial,” katanya.
Sementara Dekan Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Sarifah Nurjanah, menyampaikan apresiasinya atas kerjasama ini menindaklanjuti nota kesepahaman antara Menteri Pertanian dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
“Program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) durasinya maksimal 6 bulan. Kami berharap nantinya mahasiswa tidak hanya melihat proses kegiatan di institusi, namun terjun langsung sesuai kompetensi yang dimiliki. Fasilitas yang dimiliki berkaitan dengan smart farming ini kami rasakan sesuai dengan visi misi kami mendidik dan menghasilkan SDM yang unggul dan mampu berdaya saing,” ungkap Sarifah.