BLANGPIDIE – Kementerian Pertanian mengajak petani di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) untuk memanfaatkan asuransi. Sebab, sembilan kecamatan di Abdya tidak melakukan tanam serentak di Musim Tanam (Gadu) 2020. AKibatnya, sejumlah tanaman padi diserang hama burung.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, asuransi bisa membuat petani beraktivitas dengan tenang.
“Dalam kondisi apa pun pertanian tidak boleh bermasalah, pertanian tidak boleh berhenti. Lahan harus dijaga. Oleh karena itu, kita mengajak petani mengikuti asuransi. Jika ada gagal panen, petani bisa tanam lagi,” katanya, Sabtu (2/1/2021).
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, mengatakan asuransi pertanian adalah bagian dari mitigasi bencana.
“Asuransi akan membantu petani dalam menjaga lahannya. Asuransi meng-cover lahan, luas lahan yang gagal panen akan diganti melalui klaim dan ini bisa dimanfaatkan petani untuk tanam kembali,” katanya.
Ditambahkan Sarwo Edhy, asuransi akan memberikan klaim jika lahan pertanian gagal panen akibat bencana alam, perubahan iklim, cuaca ekstrim yang menyebabkan kekeringan atau banjir, termasuk juga serangan hama dan lainnya.
“Petani yang ingin mengikuti asuransi, kita sarankan bergabung terlebih dahulu dengan kelompok tani. Karena prosesnya akan lebih mudah dan petani bisa mendapatkan banyak informasi mengenai asuransi jika bergabung dengan kelompok tani,” jelasnya.
Di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), kegiatan tanam yang tidak serentak membuat padi menjadi bulan-bulanan hama burung pipit.
Areal sawah di lokasi tertentu sudah melaksanakan panen sejak pekan pertama Desember 2020 lalu. Sedangkan areal sawah di kawasan lain, tanaman padi baru keluar malai (mekar) dan mulai berisi.
Dan, beberapa lokasi lainnya, tanaman padi mulai bunting, baru selesai tanam, bahkan ada areal sawah yang baru mulai tanam.