ACEH – Kementerian Pertanian melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), mengimbau petani di Aceh Utara untuk mengantisipasi meningkatnya curah hujan. Kementan pun mengajak petani memanfaatkan asuransi untuk menjaga lahan.
Ajakan disampaikan mengingat curah hujan di Aceh Utara dan sekitarnya mulai meningkat. Kondisi ini membuat lahan pertanian turut terendam banjir bahkan membuat petani terancam gagal panen.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) berharap sosialisasi mengenai pentingnya Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) bisa sampai ke petani. Apalagi pemerintah memberikan subsidi untuk premi asuransi tani. Sehingga diharapkan petani tidak ragu lagi untuk memanfaatkan asuransi.
“AUTP akan terus kami sosialisasikan ke petani. Karena, ini menjadi bentuk perlindungan kepada mereka dan saat ini sudah banyak petani yang menjadi anggota AUTP,” kata Mentan SYL, Rabu (9/12/2020).
Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) merupakan upaya Kementerian Pertanian untuk melindungi usaha tani agar petani masih bisa melanjutkan usahanya ketika terkena bencana banjir, kekeringan atau serangan OPT.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementerian Pertanian (Kementan), Sarwo Edhy mengatakan, dengan adanya AUTP, petani yang gagal panen bisa mendapatkan ganti rugi.
“Dengan membayar premi hanya Rp 36 ribu/ha/musim, petani yang sawahnya terkena bencana banjir, kekeringan dan serangan OPT dapat klaim (ganti) Rp 6 juta/ha,” kata Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy berharap, dengan harga premi yang sangat murah petani padi bisa menjadi peserta AUTP. Jika melihat perkembangan peserta AUTP, sejak tahun 2017 hingga kini cenderung meningkat.
Adanya tren positif peserta AUTP menurut Sarwo, karena pelaksanaan asuransi pertanian yang bekerjasama dengan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) ini memberikan berbagai keuntungan bagi petani/peternak.
Bukan hanya nilai premi yang dibayarkan petani cukup murah, tapi juga memberikan ketenangan dalam berusaha.