DESTINASIDIGITAL.COM//PAPUA – Kabupaten Keerom, Papua, turut menjaga ketahanan pangan nasional. Kabupaten yang berbatasan dengan Papua New Guinea (PNG) ini, memenuhi kebutuhan pangan dengan meningkatkan produksi jagung di lahan yang potensial dengan benih jagung hibrida.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi langkah petani di Keerom yang memaksimalkan diversifikasi pangan lokal jenis jagung.
“Dalam kondisi dimana kita tidak mungkin melakukan impor, mau tidak mau kita harus memperkuat ketahanan pangan. Caranya, dengan memaksimalkan diversifikasi pangan lokal kita yang melimpah, salah satunya jagung,” kata Mentan SYL, Sabtu (18/07/2020).
Apresiasi juga diberikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi.
Dedi juga memberikan apresiasi kepada penyuluh penyuluh pertanian di Keerom yang setia mendampingi petani di lapangan.
“Pertanian Indonesia harus tetap produktif. Pertanian tidak boleh berhenti dan 11 komoditas pangan utama harus tersedia. Pangan berperan penting untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia sekaligus menjaga stabilitas Nasional di tengah krisis Covid-19,” kata Dedi Nursyamsi.
Pengembangan tanaman Jagung seluas 1000 hektare (ha) di Keerom dicanangkan langsung Bupati Muh. Markum, bersama Ketua DPRD Bambang, dan didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian Sunar, SP.
Bupati Muh. Markum mengatakan, Pemerintah Kabupaten Keroom mengarahkan pengembangan Jagung dengan dicarikan investor dari luar Papua untuk pemasaran.
“Hasilnya, petani tidak mengalami kerugian dan hal ini merupakan upaya untuk meningkatkan pendapatan petani,” tutur Muh. Maksum.
Investor yang akan diajak bermitra adalah Koperasi Putra Blitar. Diharapkan pihak mitra ini bisa lebih yakin dengan Kabupaten Keerom, karena bupati sudah langsung turun tangan.
Muh Maksum menambahkan, pendampingan dan pengawalan oleh para penyuluh turut berperan penting dalam suksesnya program ini.
“Namun karena situasi Covid maka patuhilah protokol pencegahan Covid-19. Petani, penyuluh dan pemangku kepentingan yang menjadi garda terdepan pembangunan pertanian selama berada di lapangan wajib mengenakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan sering cuci tangan pakai sabun untuk menangkal Corona,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian Keroom, Sunar, SP menyampaikan bahwa Kabupaten Keroom memiliki 7 Distrik yang sangat potensial untuk pengembangan Jagung dari 11 Distrik yang ada. Yaitu Skanto, Arso Barat, Arso Timur, Arso, Mannem, Waris dan Senggi.
Ada dua wilayah Kostratani/Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang cukup luas untuk pengembangan, yaitu Kostratani/BPP Skanto seluas 300 ha dan Kostratani/BPP Arso yang meliputi 2 Distrik yaitu Arso dan Arso Barat seluas 432 ha.
“Saat ini, rata-rata produksi jagung di Kabupaten Keerom sekitar 7 ton /ha. Namun dari jagung hibrida yang akan dikembangkan ini memiliki potensi produktivtas 11 – 13 ton/ha. Dengan demikian, diharapkan adanya peningkatan produksi dan jaminan pasar akan dapat meningkatkan pendapatan petani sebagaimana yang diharapkan Bupati Keerom pada saat kegiatan pencangan dihadapan para kelompok tani,” lanjut Sunar.
Untuk memotivasi dan memberikan subsidi yang sifatnya stimulan kepada kelompoktani, Kepala BPP/Kostratani Arso, Agustinus Doyapo, mengatakan bahwa kelompok tani telah menerima bantuan stimulan. Bantuan pada tahap awal berupa herbisida untuk membuka dan membersihkan lahan. Tahap selanjutnya penyaluran benih jagung 50 kg/ha; pupuk urea 50 kg/ha; herbisida purna tumbuh dan uang senilai RP 700.000,- untuk biaya tanam.
Hal yang sama juga dibenarkan oleh Kepala BPP/Kostratani Skanto, Dwi Purwaningsih yang memperoleh lahan pengembangan Jagung seluas 300 ha. Menurutnya, stimulan sudah di-drop dan pengawalan serta pendampingan ke kelompoktani terus dilakukan oleh para penyuluh.(SN/EZ)