Toraja – Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, memanfaatkan puncak perayaan Pesona Kemilau Toraja 2019 untuk menampilkan kekayaan yang mereka miliki meliputi budaya hingga kopi khas daerah itu.
Puncak perayaan Pesona Kemilau Toraja 2019 dilangsungkan di Plaza Kolam Makale Tana Toraja, Sabtu (28/12/2019). Pesona Kemilau Toraja 2019 sudah dimulai sejak 1 Desember dan akan berakhir 31 Desember 2019.
Hadir dalam kesempatan itu Bupati Tana Toraja Nicodemus Biringkanae, Wakil Bupati Tana Toraja Victor Datuan Batara, Setda Provinsi Sulawesi Selatan Abdul Hayat, Anggota DPRD Sulsel, anggota DPD RI, juga Forkopimda Tana Toraja. Sedangkan Kemenparekraf diwakili Tim Calendar of Event Tazbir Abdullah.
Kekayaan pertama Toraja yang ditampilkan adalah kopi. Sebelum acara dimulai, Bupati Tana Toraja Nicodemus Biringkanae, mengajak para undangan untuk bersama-sama mengangkat cangkir berisi kopi yang telah disediakan.
“Kita bersyukur karena Toraja dianugerahi banyak sekali kekayaan alam. Salah satunya kopi ini. Oleh sebab itu, saya mengajak kita semua yang ada di sini untuk menikmati kopi Toraja yang nikmat ini,” tutur Bupati Nicodemus.
Usai kopi, giliran kekayaan budaya yang ditampilkan. Sejak awal para tamu sudah disambut dengan berbagai atraksi. Ada Pa’randing Simbuang, Ma’ Papangan, Sorongan Sepu Tadoan Tole, Ma Lambuk, dan Ma Gendang.
Sementara di sela-sela acara, berbagai atraksi rakyat ditampilkan meliputi Pa Tirra, Pa Gellu Todollo, Passuling Tedek, dan Pa Barung.
Menurut Ketua Panitia Rospita Napa, Tana Toraja sangat kaya akan wisata alam, budaya, dan religi.
“Jika dimaksimalkan, potensi-potensi ini bisa menjadi penyumbang PAD. Inilah salah satu alasan Pesona Kemilau Toraja 2019 digelar. Event ini efektif mendatangkan wisatawan. Apalagi dalam agendanya ada festival kopi, tenun, christmas day semua diserbu wisatawan,” paparnya.
Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event Kemenparekraf yang diwakili Tazbir Abdullah, mengatakan pariwisata adalah cara jitu untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Apa yang kita lakukan untuk meningkatkan ekonomi dan menyejahterakan masyarakat. Yang unik adalah budaya dan kopi. Kopi Toraja sudah sangat dikenal dan harus mendunia. Namun ingat, pariwisata akan maju kalau ada komitmen masyarakat dan kepala daerah,” paparnya.
Sedangkan Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Muh Ricky Fauziyani menambahkan, salah satu upaya mempromosikan daerah adalah memperbanyak event.
“Banyuwangi bisa jadi contoh. Semua bisa dijadikan event. Karena lewat event daerah akan semakin dikenal lewat pemberitaan. Tapi tidak hanya menggelar. Kualitas event juga harus dipikirkan,” katanya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenparekraf Rizki Handayani mengatakan Toraja memiliki kekayaan yang luar biasa.
“Alam Toraja sangat luar biasa. Dan itu semua dibalut dengan budaya yang unik, yang berbeda daerah lain di Indonesia. Perpaduan itu adalah modal buat pariwisata Toraja. Apalagi jika atraksi, amenitas, dan aksesibilitas (3A) memadai. Pariwisata Toraja akan lebih melesat,” ujarnya.(***)