Program 10 Rumah Aman Jadi Energi Ukhuwah Baru Bagi Publik

819 0

JAKARTA – Program 10 Rumah Aman milik Kantor Staf Presiden (KSP) menjadi energi sosial baru bagi publik. Kehadirannya menguatkan ukhuwah umat di tengah social distancing karena imbas Covid-19. Dilakukan secara gotong royong, program ini ternyata makin menguatkan sisi humanisme antar warga yang berada #diRumahSaja.

Publik tampaknya mulai merindukan statusnya sebagai makhluk sosial. Saling berinteraksi satu sama lainnya untuk menghasilkan beragam karya produktif. Atmosfer tersebut kental terasa dari tiap aktivitas pengambilan data program 10 Rumah Aman. Setiap hari Petugas Ukur Suhu per zona Rukun Tetangga (RT) berkeliling. Melakukan pencatatan suhu badan, termasuk informasi gejala munculnya Covid-19.

“Kami terharu dengan sambutan warga yang luar biasa. Mereka sangat antusias dan selalu menunggu petugas yang datang setiap hari. Kalau tahu para petugas datang, mereka langsung berdiri di depan pintu. Meski tetap jaga jarak, ada nuansa persaudaraan baru yang muncul. Itu muncul dari gesturnya yang hangat,” ungkap Ketua RT.8/RW.9 Balekambang, Kramatjati, Jakarta Timur, Zainal, Jumat (3/4).

Setiap hari, para Petugas Ukur Suhu harus memastikan suhu warga di wilayahnya berada di bawah 37,5 derajat celcius. Mereka juga harus mengontrol tidak adanya radang tenggorokan, batuk, dan sesak nafas dengan durasi 2 hari atau lebih. Zainal menambahkan, kondisi warga di wilayahnya negatif Covid-19. Meski demikian, program 10 Rumah Aman terus dijalankan secara serius.

“Semuanya berjalan lancar dan serius di RT kami. Pendataan terus berjalan. Kami juga bersyukur karena tidak ada warga yang positif Covid-19. Semuanya tentu jadi lega. Munculnya pandemi Covid-19 justru membuat kami semakin solid. Persaudaraannya semakin kuat dan sangat tulus. Sejak awal kami selalu mengingatkan, saudara terdekat itu adalah tetangga,” lanjut Zainal.

Terus negatif Covid-19 hingga Jumat (3/4), RT.8/RW.9 Balekambang dihuni sekitar 200 kepala keluarga. Total ada 503 orang hidup di dalamnya dengan jumlah bangunan (rumah) 138. Dengan zonasi besar seperti ini, pendataan informasi Covid-19 warga dibagi dalam 4 zonasi. Acuannya, status Dasa Wisma. Zainal mengatakan, pencatatan informasi Suhu Badan dan lainnya dilakukan secara bergilir.

“Lebih banyak sukanya saat melakukan pencatatan informasi terkait Covid-19 warga. Besarnya wilayah dengan waktu hanya sehari juga bukan kendala. Kami lakukan semuanya bergotong royong dan digilir dalam 4 titik area. Sejauh ini efektif. Intinya, kami sangat siap memerangi Covid-19. Komitmen seluruh warga sangat kuat. Covid-19 akan hilang secepatnya,” kata Zainal lagi.

Hangatnya suasana baru persaudaraan warga RT.8/RW.9 Balekambang juga terlihat dari aktivitas amal. Bantuan logistik bahan kebutuhan sehari-hari terus mengalir diberikan para donatur. Bentuknya sangat beragam mulai dari sembako hingga uang tunai. Zainal kembali menjelaskan, sisi humanisme warganya tetap tinggi di tengah kondisi perekonomian keluarga yang berat.

“Semuanya mengalami kesulitan karena aktivitas ekonomi terbatas. Tapi, empati warga tetaplah tinggi. Bantuan beras atau sembako terus diberikan warga yang mampu. Ada juga bentuk uang. Besarannya sangat bervariasi. Semua sudah berjalan sepekan. Di sini bukan bentuk atau jumlah donasi yang jadi point, tapi bagaimana semua bahu membahu saling menolong,” jelas Zainal.

Serupa RT.8/RW.9 Balekambang, energi positif juga dipancarkan warga RT.01/RW.02 Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Kawasan ini dihuni sekitar 38 rumah. Ikatan psikologis warganya pun semakin kuat oleh pandemi Covid-19. Ketua RT.01/RW.02 Bendungan Hilir, Rani Eddy, menerangkan, warga tetap solid menjalankan program 10 Rumah Aman dan memerangi Covid-19.

“Kami menghadapi pandemi Covid-19 secara bersama-sama. Seluruh warga sangat positif dan tidak ada yang terjangkit Covid-19. Untuk pelaksaan pendataan suhu badan dan lainnya berjalan normal. Warga sudah tahu porsinya masing-masing. Semua memang dilakukan swadaya. Jadi, tidak ada kesulitan dan situasi ini justru menguatkan persaudaraan kami. Ada semangat baru untuk bangkit,” terang Rani.

Semangat untuk secepatnya keluar dari pandemi Covid-19 digaungkan seluruh masyarakat. Optimisme tinggi tetap dimiliki warga Jakarta yang menjadi episentrum Covid-19 di Indonesia. Hingga Kamis (2/4), jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta mencapai 897 orang. Pasien positif Covid-19 yang meninggal berjumlah 90 orang, lalu 52 nama dinyatakan sembuh.

“Warga fokus dengan lingkungannya. Kami bersyukur karena program 10 Rumah Aman membuat lingkungan tetap clear dari Covid-19. Aksi yang dilakukan di lapangan tentu jadi pengalaman menarik. Terlebih ikatan persaudaraan sesama warga semakin kuat. Semua sangat responsif dan kompak,” tegas Yana selaku Ketua RT.10/RW.03, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.

Mengacu data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 ada 1.790 pasien yang positif, Kamis (2/4) pukul 15.40 WIB. Sebarannya merata pada 32 provinsi di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.508 pasien positif Covid-19 menjalani perawatan intensif. Total pasien positif Covid-19 yang dinyakan sembuh berjumlah 112 orang, lalu ada 170 kasus kematian.

“Sikap positif dari warga menjadi modal utama untuk memerangi Covid-19. Kepedulian warga tentu akan menekan pergerakan jumlah positif Covid-19. Mata rantai sebarannya otomatis terputus. Lebih dari itu, kami berharap sikap gotong royong dan tingginya kepedulian warga terus berlanjut,” tutup Kepala Staf Presiden Moeldoko.(*)

Related Post

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *