Rawan Banjir, Petani Diimbau Manfaatkan Asuransi Pertanian

514 0

JAKARTA – Intensitas turunnya hujan belakangan ini berpotensi sebab banjir. Di sejumlah daerah di Indonesia, Hal ini menjadi ancaman tersendiri bagi petani. Namun bagi petani tak perlu khawatir karena pemerintah telah memfasilitasi dengan asuransi pertanian atau Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementerian Pertanian (Kementan), Sarwo Edhy mengatakan, dengan adanya AUTP, petani yang terkena musibah banjir bisa mendapatkan ganti rugi.

“Dengan membayar premi hanya Rp 36 ribu/ha/musim, petani yang sawahnya terkena bencana banjir, kekeringan dan serangan OPT dapat klaim (ganti) Rp 6 juta/ha,” kata Sarwo Edhy, Selasa (3/3).

Sarwo Edhy berharap, dengan harga premi yang sangat murah petani padi bisa menjadi peserta AUTP. Jika melihat perkembangan peserta AUTP, sejak tahun 2017 hingga kini cenderung meningkat.

Pada tahun 2017 luas lahan yang didaftarkan petani mengikuti AUTP mencapai 997.961 ha dengan klaim kerugian tercatat 25.028 ha. Adapun pada 2018 realisasinya sekitar 806.199,64 ha dari target 1 juta ha (80,62 persen) dengan klaim kerugian tahun 2018 mencapai 12.194 ha (1,51 persen).

Adanya tren positif peserta AUTP menurut Sarwo, karena pelaksanaan asuransi pertanian yang bekerjasama dengan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) ini memberikan berbagai keuntungan bagi petani/peternak.

Bukan hanya nilai premi yang dibayarkan petani cukup murah, tapi juga memberikan ketenangan dalam berusaha.

“Petani dan peternak semakin mengerti manfaat dan peluang dari asuransi ini. Hanya dengan seharga satu bungkus rokok, petani dan peternak bisa tidur tenang. Petani tidak tahun lahannya rusak terkena banjir, kekeringan atau terserang hama penyakit,” tuturnya.

Seperti diketahui AUTP merupakan upaya Kementerian Pertanian untuk melindungi usaha tani agar petani masih bisa melanjutkan usahanya ketika terkena bencana banjir, kekeringan atau serangan OPT.

Bahkan untuk mendorong petani mengikuti AUTP, pemerintah memberikan subsidi premi asuransi tani sebesar Rp 144 ribu/ha.

“AUTP ini akan terus kami sosialisaikan ke petani. Karena ini menjadi bentuk perlindungan kepada mereka dan saat ini sudah banyak petani yang menjadi anggota AUTP,”  kata Sarwo Edhy.

Sampai kini, pengembangan AUTP pun tak menemui banyak kendala. Artinya, pembayaran klaim yang dilakukan PT Jasindo sampai saat ini berjalan lancar.

Bahkan, untuk mempermudah pendaftaran dan pendataan asuransi, Kementan bersama PT Jasindo menerbitkan layanan berbasis online melalui Sistem Informasi Asuransi Pertanian (SIAP).

PT Jasindo juga menengarai, minat petani menjadi peserta AUTP cukup dinamis. Peserta AUTP tak hanya petani yang lahan sawahnya rawan bencana banjir, kekeringan, dan serangan OPT. Petani yang lahan sawahnya relatif aman dari bencana banjir pun mulai banyak yang tertarik menjadi peserta AUTP.

“Kami pun bersama tim teknis dan dinas terkait terus melakukan sosialisasi di lapangan supaya semua petani bisa menjadi peserta AUTP,” papar Kepala Divisi Asuransi Agri dan Mikro PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), Ika Dwinita Sofa.

Alhasil, menurut Ika, dengan sosialisasi terus-menerus, petani akhirnya menyadari pentingnya menjadi peserta AUTP. Setelah menjadi peserta AUTP,  padi yang ditanam di sawah selama semusim akan mendapat jaminan asuransi.

Data PT Jasindo menyebutkan, sampai saat ini jumlah peserta AUTP yang terbanyak masih terkonsentrasi di Jawa. Dari jumlah petani di Jawa yang sudah menjadi peserta AUTP,  sebanyak 30% adalah petani Jawa Timur, Jawa Barat 15% dan Jawa Tengah sekitar 10%.(*)

Related Post

Kementan Siapkan Target Penyuluhan Kedepan

Posted by - 21 Oktober 2020 0
LOMBOK TIMUR – Perhatian besar diberikan Kementerian Pertanian kepada penyuluh. Bahkan, Menteri Pertanian menyatakan keinginannya agar penyuluh bisa berada di…

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *