READSI Maksimalkan Produksi Pertanian di Sambas

372 0

BANDAR LAMPUNG – Program Rural Empowerment Agricultural and Development Scalling Up Initiative (READSI) kembali berhasil menggenjot produktivitas pertanian. Kali ini, hal tersebut dilakukan READSI di Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Hal ini diketahui dari penelusuran Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Lampung.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), mengatakan meski di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung, sektor pertanian tetap mampu menjamin stok beras nasional aman.

“Alhamdulillah di seluruh Indonesia tidak ada hari tanpa panen (padi), tidak ada hari tanpa menanam. Jadi panen dan menanam kita bisa lihat setiap saat di semua daerah saat ini. Kita berharap lahan yang ada ini tidak boleh nganggur terlalu lama, tidak ada lahan yang nganggur lebih dari satu bulan langsung ditanam, kita kejar air dan hujan yang masih ada,” ujar Mentan Syahrul, Jumat (30/7/2021).

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan, peningkatan produksi ini menjadi salah satu tujuan READSI.

“Kita akan terus menggenjot agar program-program Kementan, seperti READSI, bisa diterapkan dengan baik. Sehingga upaya kita untuk meningkatkan produktivitas bisa terus diwujudkan,” katanya.

Salah satu upaya READSI untuk menggenjot produktivitas tanaman khususnya komoditas padi sawah, adalah menggulirkan Sekolah Lapang. Kegiatan ini dikomandoi oleh Penyuluh Pertanian dan Fasilitator Daerah Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas.

Kegiatan yang dilaksanakan sejak Juli 2020 ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani padi sawah di Sebubus untuk meningkatkan produktivitas hasil padi sawah.

“Kegiatan peningkatan produktivitas, kami lakukan salah satunya dengan melaksanakan Sekolah Lapang. Yang kami lakukan sebanyak 6 (enam) kali selama satu musim tanam,” tutur Tulus Priyadi, Penyuluh Pertanian Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, yang tengah melaksanakan Sekolah Lapang di Kelompok Tani READSI Sejahtera.

Menurutnya, program READSI telah dirasakan dampaknya oleh petani dan juga pemerintah daerah khususnya di Desa Sebubus Kecamatan Paloh.

“Petani khususnya di Desa Sebubus sudah mulai menerapkan sistem budidaya yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan sumber daya lokal. Mulai dari Penggunaan pupuk organik dari jerami, penggunaan MOL dari sisa tanaman dan buah. Juga penggunaan pestisida nabati,” jelas Tulus.

Tulus menambahkan, Program READSI yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian sangat diapresiasi oleh Bupati Sambas. Dukungan dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah sangat diperlukan guna mendorong perubahan sikap petani di Desa Sebubus untuk beralih dari pertanian kimia menuju ke pertanian ramah lingkungan.

“Dengan semakin bertambahnya kesadaran petani untuk menuju pertanian ramah lingkungan, diharapkan produktivitas lahan dan keburuan tanah yang ada di Desa Sebubus dapat dipertahankan. Walaupun pemerintah menggenjot peningkatan produktivitas hasil pertanian, kita juga harus mengimbangi dengan mempertahankan kelestarian lingkungan khususnya lahan pertanian,” pungkas Tulus. (SL).

Related Post

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *