NUSA DUA – Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) 2019 menjadi ajang untuk memperlihatkan kekayaan pariwisata Indonesia. Eksotisnya alam dan budaya nusantara dipajang di sana. Termasuk, lagu Sinanggar Tullo asal Tapanuli. Lagu tersebut ikut menyambut Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di venue BBTF ke-6, Kamis (27/6).
BBTF 2019 digelar 25-29 Juni. Lokasinya ada di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Bali. Usai dibuka Rabu (26/6) malam WITA, pagi harinya para seller dan buyer bertemu dalam meja B2B BBTF Travex.
Mengawali transaksinya, BBTF Travex kedatangan tamu istimewa Menpar Arief Yahya. Suasana makin meriah karena kehadiran Menpar Terbaik ASEAN disambut Lagu Sinanggar Tullo yang dibawakan 22 milenial dari Kawasan Danau Toba. Selain meramaikan event, para milenial menjalani pelatihan di STP Bali.
“Lagu Sinanggar Tullo jadi salah satu kekayaan budaya Indonesia. Lagu ini jadi daya tarik lain di BBTF. Saya senang karena para milenial ini tetap peduli dengan seni dan budaya lokal. Suasananya semakin meriah. Banyak buyer dari mancanegara yang tertarik dan melihat,” ungkap Menpar yang mengenakan busana adat Bali lengkap dengan udengnya, Kamis (27/6).
Lagu Sinanggar Tullo, Tapanuli, Sumatera Utara, diperdengarkan di booth Danau Toba. Pengiringnya diantaranya, gitar dan seruling khas Batak. Lagu ini sangat populer. Penggalan bait lagu diantaranya, ‘Sinanggar Tullo Tullo A Tullo (berulang 6 kali), Tu Di A Ma Lu Lu An, dan Da Goreng Goreng Ba Hen So Ban Sa’. Berikutnya, I Tu Di A Ma Lu Lu An lalu Da Boru To Bing Ba Hen Do Ngan.
“Warna warni budaya lokal juga bisa dijumpai pada masing-masing booth. Sebab, booth-booth seller juga menonjolkan kekhasan budayanya masing-masing. Di situ ada juga beragam informasi destinasi. Buyer tentu mendapatkan gambaran yang jelas,” terang Menpar lagi.
Selain Kawasan Danau Toba, Menpar juga mengunjungi booth anggota 10 Destinasi Bali Baru lainnya. Ada booth destinasi Labuan Bajo yang bersebelahan dengan Kawasan Danau Toba. Booth destinasi Labuan Bajo memajang poster 3 dimensi ikon pariwisata berupa hewan Komodo. Di booth juga dijumpai beragam informasi dan paket wisatanya.
Usai berdialog dengan, Menpar lalu beranjak menuju booth destinasi Tanjung Kelayang. Berikutnya ke booth Mandalika, Tanjung Lesung, Wakatobi, hingga Morotai. Sembari berdiskusi, Menpar juga masih sempat melayani permintaan foto baik swafoto ataupun berkelompok. “Antusiasme publik di BBTF ini sangat luar biasa. Semua menaruh perhatian besar terhadap event ini,” kata Menpar lagi.
Dari zona 10 Destinasi, Menpar lalu melangkah menuju Paviliun Wonderful Indonesia. Paviliun ini diisi oleh 12 seller dari berbagai daerah dan sektor industri pariwisata. Ada Forum Klaster Pariwisata DPP-2 Jawa Tengah, Leko Holiday, Wakatobi Patuno Diving & Beach Resort, hingga Wesly Tour & Travel. Ada juga Golder Mulia Tour & Travel, Igoid Bisnis Global, juga Ayana Candidasa Beach Resort.
Pada sisi lainnya berjejer Flores Wisata Tour and Travel, Marintus Indonesia, dan Moro Ma Doto. Hadir juga Hotel Tanjung Lesung dan Warna Indonesia. Booth milik Wonderful Indonesia pun semakin hangat dengan sajian kopi yang ditempatkan di pintu utama. Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani menjelaskan, seller sangat siap mengoptimalkan potensi bisnis BBTF.
“Destinasi sangat siap menyambut BBTF ini. Hal ini terlihat dari menariknya booth dan kelengkapan informasi yang diberikan. Kami yakin para buyer akan mendapatkan informasi lengkap. Selain flyer, ada juga penggunaan piranti elektronik. Visualisasi yang ditampilkannya menarik dan sangat kreatif,” jelas Rizki.
Menyapa hampir semua booth, Menpar bahkan sempat berpose pada booth milik ITDC (International Tourism Development Corporation). Sebab, salah satu sudut ITDC membranding Mandalika sebagai salah satu venue MotoGP. Sirkuit Mandalika di Nusa Tenggara Barat ini siap menggelar MotoGP pada 2021. Desainnya modern dan mewah dengan background utama eksotisnya laut.
“Berbagai potensi dari destinasi memang ditampilkan di sini. Harapannya, buyer semakin mengerti potensi besar dari pasar pariwisata Indonesia di masa depan. Ada banyak pembaruan yang dilakukan di destinasi. Dengan beragam kekayaannya, Indonesia adalah pasar pariwisata potensial,” tutup Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani.(***)