KOTA BEKASI – Sanggar Wayang Ajen tak pernah berhenti memperkenalkan kesenian wayang sejak dini. Salah satunya melalui kegiatan yang diberi tema ‘Wayang Exhibition’ untuk memperkenalkan Seni Wayang Golek kepada siswa-siswa TK di Global Prestasi Montessori, Kalimalang, Kota Bekasi. Kegiatan Wayang Exhibition sendiri digagas oleh Global Prestasi Montessori bekerjasama dengan Sanggar Wayang Ajen. Acara dilaksanakan Selasa, 22 Februari 2022 mulai pukul 09.00 -11:00 wib secara hybrid, para seniman dari Sanggar Wayang Ajen tampil di ruang studio Global Prestasi Mentessori sedangkan siswa-siswa dan penyelenggara sekitar 89 orang menyaksikan melalui tayangan secara virtual dari rumah masing-masih.
Miss Sofia Marantika, S.S, M.M selaku kepala sekolah, Miss Nova dan Miss Netta, tim pelaksana kegiatan Wayang Exhibition Global Prestasi Montessori, sangat senang bisa bersinergi dengan Sanggar Wayang Ajen untuk menghadirkan kolaborasi. Hal ini tentunya dapat memberikan nilai tambah pada anak-anak didiknya terkait seni budaya wayang yang mempunyai nilai adiluhung bangsa kita sendiri. Tentu acara ini dengan mengedepankan dan menerapkan protokol kesehatan secara baik, benar dan disiplin.
Global Prestasi School sendiri mempunyai tagline “Harmony in Diversity”. Menghargai perbedaan tidak hanya perbedaan dalam beragama tetapi juga beragam budaya. “Keberagaman membuat kita makin kaya,” ujar Miss Sofie. Setelah mempelajari macam-macam festival dari enam negara. Global Prestasi Montessori memilih festival wayang agar anak-anak memiliki rasa bangga terhadap warisan nenek moyang yang sudah diakui dunia.
“Beruntung kami menemukan sebuah sanggar yang mempunyai kepedulian pada budaya daerah yang kaya akan filosofi ini. Harapan kami bersama dengan Sanggar Wayang Ajen, Global Prestasi Montessori dapat memberikan peran dalam melestarikan budaya daerah di masa modern saat ini,” ujar Miss Sofie pula.
Pengisi acara dari Sanggar Wayang Ajen Dini Gunawan selaku koordinator acara, didukung oleh Dalang Jajat sebagai moderator, Dalang Aming Ajen sebagai peraga pentas dibantu Rama dan Bima sebagai pemusik kendang dan kecapi, Bayu penata pentas, dan Ade Rostien penata Kostum.
Konsep acara mulai dari pameran beberapa tokoh wayang golek seperti Pandawa Lima sebagai tokoh baik seperti; Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Ada juga tokoh kebajikan lainnya seperti Prabu Kresna dan tokoh kepahlawanan Gatotkaca, juga tokoh punakawan sebagai pengabdi yang setia dan sekaligus penghibur dan pemberi nasihat seperti Semar, Cepot, Dawala dan Gareng. Dan ada juga tokoh tokoh yang punya karakter tidak baik seperti Cakil dan para denawa, atau dalam pedalangan Sunda dikenal dengan sebutan Para Danawa atau Buta-Buta.
Workshop dipandu oleh Dini Gunawan dan Ki Dalang Jajat sambil memperkenalkan dan menginformasikan nama dan tokoh serta karakternya kepada anak-anak. Dengan bahasa yang santun dan sederhana sehingga informasi ini bisa sampai dengan baik dan benar kepada anak-anak. Anak-anak tampak sangat antusias menyimak di layar laptop masing-masih, responya ada yang bertepuk tangan, ada yang melambaikan tangan dan ada pun yang menjawab saat terjadi dialog interaktif antara pemandu dan dalang serta peserta anak-anak.
Selanjutnya pertunjukan wayang golek secara singkat melalui garapan padat Dalang Aming Ajen menyajikan sempalan lakon yang menceritakan antara tokoh kebaikan dan kejahatan. Tokoh jahat yang semula selalu mengganggu dan mengancam ketentraman para Pandawa akhirnya dapat dilawan dan dihadang oleh Kesatria Gatotkaca Putra Pandawa dan dibantu para Punakawan. Sehingga keadaan kembali aman sentosa dan sejahtera. Pesan moral yang disampaikan adalah terkait penanaman nilai-nilai moral kebajikan untuk membela kebenaran dan untuk “memahayu hayuning bawana”, artinya menjaga ketentraman dan perdamaian di mukabumi ini.
Pengasuh Sanggar Wayang Ajen, Ki Dalang Wawan Ajen menuturkan, acara ini dihelat pada Selasa (22/2/2022) dan bertujuan untuk memperkenalkan seni Wayang Golek.
Menurut Ki Dalang Wawan Ajen, kegiatan ini amat penting untuk melestarikan, mengembangkan dan memanfaatkan nilai-nilai luhur wayang dalam implementasi program pendidikan budi pekerti luhur bagi siswa dan siswi selaku generasi muda yang berbudaya luhur.
“Sanggar Wayang Ajen selalu berkarya positif memberi nilai tambah dan lebih bermanfaat bagi khalayak,” kata Ki Dalang Wawan Ajen.
Dikatakannya, Sanggar Wayang Ajen selalu berkontribusi untuk membangun kebudayaan masyarakat sejak dini. “Gagasan mendekatkan wujud seni wayang pada anak-anak secara langsung agar bisa dirasakan secara nyata ada pengalaman baru bagi mereka, untuk saling mengisi, dan melengkapi antara raga dan rasa” tegas Ki Dalang Wawan Ajen.
Dikatakanya pula, kegiatan yang digagas Global Prestasi School dan berkolaborasi dengan Sanggar Seni Wayang Ajen adalah bentuk pertanggungjawaban pada masyarakat terkait pentingnya pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan wayang. Kita junjung saling menghormati terkait nilai-nilai budaya bangsa yang adiluhung perlu dilestarikan secara berkelanjutan.
“Apresiasi ini sebagai bentuk penghormatan pada seni budaya khususnya wayang dihadirkan, dipentaskan, ditonton dan diapresiasi. Dalang dan para seniman pun sangat mengapresiasi Global Prestasi Montessori yang sangat peduli pada seni budaya tradisi bangsa Indonesia yang telah diakui UNESCO ditetapkan pada 7 November 2003 sebagai “Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity” atau karya budaya yang mengagumkan di bidang cerita narasi dan warisan budaya yang indah dan berharga, inilah sejatinya wayang sebagai budaya adiluhung bangsa” tutur Ki Dalang Wawan Ajen.(*)