SAWAHLUNTO : Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendukung kegiatan Sawahlunto Internasional Songket Carnaval 2020 yang diselenggarakan 28-30 November 2020. Mengambil tema Beauty of Culture in Harmony, event ini diharapkan kembali menggeliatkan perekonomian daerah melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Direktur Pemasaran Pariwisata Regional 1 Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu memaparkan, pandemi COVID-19 cukup berdampak pada lini kehidupan utamanya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Sebelum vaksin ditemukan, ia menilai kedisiplinan diri seperti menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan adalah cara ampuh mencegah penularan COVID-19. “Pada masa pandemi ini kita harus hidup berdampingan dengan COVID-19. Roda perekonomian juga harus terus bergerak. Jangan sampai perekonomian semakin terpuruk,” kata Vinsensius, Jumat (27/11/2020).
Kemenparekraf/Baparekraf,selama ini merasa bertanggung jawab atas pandemi ini,tapi semua itu bukan kementrian pariwisata saja,tapi urusan dinas terkait termasuk masyarakat juga berpartisipasi memajukan pariwisata. melalui acara yang sudah terprogram. Kegiatan ini diselenggarakan agar ada pergerakan dan pemasukan untuk daerah. “Dengan adanya kunjungan ini pasti ada uang yang keluar dan pergerakan wisatawan antar-daerah ke daerah yang lain. Harapannya untuk mengeluarkan sejumlah pengeluaran seperti makan dan minum, kemenparekraf bersama-sama pemangku kepentingan lainnya berusaha memberikan yang terbaik guna memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di tanah air. Pada masa pandemi ini kita ingin perekonomian tetap jalan dan ada pemasukan buat daerah,” harap dia.
Koordinator Pemasaran Regional 1 Area 1 Kemenparekraf/Baparekraf, Taufik Nurhidayat menambahkan, selama masa pandemi ini Kemenparekraf/Baparekraf melakukan kajian lewat kegiatan FGD terkait strategi pemasaran pariwisata di era pandemi. “Kalau dari sisi pengkajian ada tiga fase. Fase pertama fase staycation di sekitar tempat tinggal, dimana orang melakukan perjalanan di sekitar areal rumah sekitarnya. Fase kedua fase roadtrip di mana mulai melakukan perjalan keluarga dengan kendaraan/mobil pribadi,dari satu daerah ke daerah yang lain dalam satu provinsi. Fase ketiga adalah fase antar-pulau antar-provinsi dan wisatawan bisa melakukan perjalanan dengan pesawat atau kapal laut,” papar dia.
Kendati begitu, semua fase itu harus mentaati protokol kesehatan. Di sisi lain, Taufik menegaskan jika Kemenparekraf juga mendukung kegiatan serupa di lima kota lain seperti Batam, Yogyakarta, Padang, Semarang dan Bandung. “Kalau dilihat dari sisi wisatawannya, setelah era COVID-19 nanti akan terbentuk tiga jenis wisatawan yakni adalah wisatawan balas dendam( reavenger),wisatawan yang bertahan mencari aman (difender)serta wisatawan yang bijaksana(wise),”lanjut nya.