Biak – Festival Biak Munara Wampasi 2019 disemarakkan dengan hadirnya Parade Wor dan Yospan, Rabu (3/7). Sekitar 1.000 penari dari berbagai sanggar, tampil dalam kegiatan ini. Mereka bergerak dari Kantor Klasis menuju Lapangan Cendrawasih, Biak.
Parade Wor dan Yospan disambut suka cita oleh masyarakat setempat dan juga wisatawan yang datang. Mereka berdiri sepanjang jalan sembari menikmati atraksi yang ditunjukkan peserta. Momen itu pun tak disia-siakan penonton. Mereka tampak berkali-kali mengabadikannya, baik dengan kamera handphone maupun kamera profesional.
Kepala Dinas Pariwisata Biak Numfor Turbey Onisimus Dangeubun mengatakan, Festival Biak Munara Wampasi 2019 memang menjadi salah satu momen untuk menampilkan seni budaya daerah. Ini dimaksudkan agar wisatawan dari luar daerah mengenal dan mengetahui keberagaman budaya Biak.
“Dengan cara ini pula, Pemkab Biak Numfor berupaya melestarikan seni budaya tradisional Biak. Khusus acara ini, kami mengajak sanggar-sanggar tari turut berpartisipasi. Sebab, melestarikan budaya menjadi tanggung jawab kita bersama,” jelasnya.
Diakui Turbey Onisimus, Pemkab Biak Numfor sangat mendukung pelaksanaan Parade Wor dan Yospan. Terlebih dengan keterlibatan anak-anak muda sebagai generasi penerus bangsa. Di tangan mereka, seni budaya nenek moyang akan terus terjaga dan dilestarikan.
Sepanjang jalan parade Yospan dan Wor disaksikan ribuan warga Biak yang memadati kiri kanan jalan Imam Bonjol untuk menyaksikan atraksi kesenian khas adat Biak yang dipertontonkan melalui Festival Biak Munara Wampasi.
Sebelumnya, Budayawan Biak Hosea Mirino menjelaskan, wor adalah lagu untuk mengobarkan semangat juang. Orang Biak menyebutnya ‘wor mamun’. Syair-syairnya berisi dukungan dan pesan moral agar tak sedikitpun gentar menghadapi lawan. Spirit juang terus disuarakan sepanjang wor mamun didendangkan.
Sementara Yospan atau Yosim Pancar adalah jenis tarian kontemporer yang menggambarkan kerukunan dan persahabatan muda-mudi masyarakat Biak. Tarian ini pernah menjadi bagian dari senam kesehatan jasmani di sejumlah instansi pemerintahan. Kini, Tari Yospan sering ditampilkan dalam event-event seni budaya di Kabupaten Biak Numfor.
Ketua Pelaksana Calendar of Event Kemenpar Esthy Reko Astuty menuturkan, Festival Biak Munara Wampasi 2019 menjadi prioritas karena masuk Calendar of Event (CoE) Kemenpar. Melalui kegiatan ini, diharapkan jumlah kunjungan wisatawan ke Biak dapat meningkat. Apalagi, agenda festival lebih panjang dari tahun sebelumnya. Yaitu berlangsung tanggal 1-6 Juli.
“Tahun ini, Kemenpar sangat konsen pada target kunjungan wisman sebanyak 20 juta sepanjang 2019. Tentunya, event ini bisa dijadikan sebagai promo produk portofolio pariwisata,” ucapnya.
Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani menyatakan, Festival Biak Munara Wampasi 2019 menyuguhkan atraksi-atraksi yang sangat menarik dan tidak ditemui di daerah lain, terutama di luar Papua. Beragam seni budaya masyarakat Biak perlu dikemas dan terus dilestarikan.
“Seni budaya bukan hanya produk yang bisa menarik wisatawan. Lebih dari itu, seni budaya juga bisa mempererat hubungan antar suku dan agama. Bahkan memperkuat jiwa nasionalis dan menanamkan semangat NKRI,” ungkapnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan, dengan tema ‘Menguatkan Budaya, Membingkai Pesona’, Festival Biak Munara Wampasi 2019 diharapkan dapat mengangkat potensi pariwisata di daerah setempat. Termasuk menjaga serta melestarikan adat istiadat dan budaya asli masyarakat Biak.
“Festival Biak Munara Wampasi sudah memasuki tahun ketujuh. Artinya, pemerintah daerah setempat harus terus berbenah agar kemasan event ini semakin menarik. Imbasnya, wisatawan mancanegara akan semakin banyak berkunjung,” tandasnya. (*)