Singapura dan Malaysia Tetap Bergabung di Festival Pulau Penyengat 2020

840 0

JAKARTA – Festival Pulau Penyengat 2020 makin berwarna dengan kehadiran kontestan mancanegara. Singapura dan Malaysia akan mengirimkan delegasi budayanya. Kehadirannya jadi garansi pergerakan besar wisman menuju Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, 19-21 Maret 2020.

Edisi ke-5 Festival Pulau Penyengat menawarkan tema ‘Warisan Kebesaran Engku Putri Raja Hamidah’. Turunannya berupa konten Lomba Baca Gurindam XII, Napak Tilas, Jong, Pentas Seni, hingga Pameran. Festival ini semakin spesial dengan beragam sajian budaya dari Singapura dan Malaysia. Singapura telah memilih Sanggar Sriwana, lalu Malaysia mengirim Sanggar Majelis Kebudayaan Daerah Johor Bahru.

“Kehadiran Singapura dan Malaysia kembali di Festival Pulau Penyengat 2020 jadi moment luar biasa. Festival ini menjadi panggung persahabatan lintas bangsa dan negara. Kalau ditarik ke situasi sekarang, mereka menjadi penegas Tanjungpinang, Kepulauan Riau, bahkan Indonesia bebas Virus Corona. Hal ini akan semakin bagus,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau Buralimar, Minggu (16/2).

Tampil di Pulau Penyengat, Sanggar Sriwana akan dua kali tampil. Pada hari pertama festival, Kamis (19/3) malam, Sanggar Sriwana akan menampilkan pentas seni ‘Dendang Anak Penyengat’. Memiliki ikatan psikologis budaya, Pulau Penyengat memang bukan destinasi asing bagi mereka. Pada Festival Pulau Penyengat 2019, mereka juga hadir sebagai peserta.

Tahun lalu, Sanggar Sriwana menampilkan lima tarian. Beberapa tarian yang disajikan bahkan diklaim berumur tua dan mulai langka. Sebut saja, Tari Selendang Mayang dan Tarian Istana. Ada juga rasa baru dari Tari Zapin varian Gadis Melayu dan Tari Nadi. Sebagai pembukanya, Tarian Selamat Datang. Durasi total penampilannya skeitar 45 menit, lalu beberapa tarian jadi kombinasi pantun dan syair.

“Kami tentu sangat gembira karena Singapura dan Malaysia bergabung di Festival Pulau Penyengat di tahun ini. Dukungan mereka luar biasa dan harus diapresiasi. Sebab, kami harus menjaga pergerakan wisman agar tetap kompetitif. Dengan munculnya wabah Virus Corona yang melanda dunia, tentu jadi sesuatu yang tidak mudah,” jelas Kadisparbud Tanjungpinang Surjadi.

Menjadi magnet penarik arus wisman, Sanggar Sriwana juga akan menutup rangkaian Festival Pulau Penyengat 2020. Tampil pada Sabtu (21/3) siang di Balai Adat, Pulau Penyengat, Sanggar Sriwana tampil dengan warna lain. Meski demikian, tampilan seni dan budayanya tetap bertemakan ‘Warisan Kebesaran Engku Putri Raja Hamidah’.

Selain Sanggar Sriwana, warna Melayu semakin kental dengan aksi Sanggar Majelis Kebudayaan Daerah Johor Bahru. Mereka akan menampilkan kekayaan seni dan budaya khas Negeri Jiran pada Jumat (20/3) malam. Johor Bahru juga ikut mengirimkan delegasinya pada penyelenggaran Festival Pulau Penyengat 2019. Surjadi menambahkan, event tahun ini tetap meriah.

“Penyelenggaraan Festival Pulau Penyengat 2020 tetap meriah. Kontennya menarik, apalagi pesertanya lintas bangsa dan negara. Kami optimistis, pergerakan wisman akan positif. Bila melihat event di tahun lalu, para penampil mancanegara juga menyertakan keluarga dan koleganya. Jumlahnya tentu besar,” lanjut Surjadi lagi.

Melihat profil Festival Pulau Penyengat 2020, Singapura dan Malaysia datang dengan delegasi besar. Singapura menghadirkan 14 penari Sanggar Sriwana. Jumlah tersebut tentu makin optimal dengan crew sanggar. Adapun delegasi Negeri Jiran berkekuatan 83 orang. Rinciannya, 49% atau 39 nama merupakan penampil. Sisanya, mereka adalah keluarga dan kolega yang sengaja datang untuk berlibur.

“Bergabungnya Singapura dan Malaysia menjadi nilai plus bagi Festival Pulau Penyengat 2020. Pamor dan kualitas event ini tetap terjaga. Event akan produktif dengan pergerakan wisatawannya. Apalagi, delegasi Singapura dan Malaysia besar. Kedua negara ini tetap pasar potensial bagi pariwisata di sana,” terang Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelengggara Kegiatan (Event) Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Rizki Handayani.

Singapura dan Malaysia memang pasar penting bagi industri pariwisata di Tanjungpinang dan Kepri. Mengacu data Badan Pusat Statistik, pergerakan wisatawan Singapura ke Kepri mencapai 1,31 Juta pada 2019. Angka itu memiliki porsi terbesar 48,52% dari total wisman di Kepri. Adapun Malaysia berada di strip dua dengan 302.837 orang dan memiliki slot 10,57% dari jumlah total.

“Dengan kehadiran Sangar Sriwana dan Sanggar Majelis Kebudayaan Daerah Johor Bahru, pergerakan wisatawan tentu akan bertambah bagus. Secara menyeluruh, kami yakin Kepulauan Riau bisa menjaga performanya tahun ini. Meski dihadapkan dengan wabah Virus Corona yang melanda dunia, mereka tetap memiliki momentum terbaik,” tutup Rizki.(***)

Related Post

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *