Tersentuh Teknologi, Kementan Pacu Semangat Produksi Petani Gorontalo

403 0

GORONTALO – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui program Rural Empowerment and Agriculture Scaling-up Initiative (READSI) terus memperkuat kapasitas petani. Mulai dari sekolah lapang, bantuan saprodi hingga infrastruktur diberikan melalui program ini. Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian, mulai dari penyuluh dan petani juga ditingkatkan.

Proses budidaya pertanian mereka mulai tersentuh teknologi, yang pada akhirnya meningkatkan kapasitas produksi pertanian mereka. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menerangkan, pertanian yang maju, mandiri dan modern ditandai dengan penggunaan teknologi inovasi dan mekanisasi pertanian.

“Saat ini, sektor pertanian kita telah memasuki era 4.0. Dengan begitu, pola tanam, proses budidaya pertanian hingga pengolahan pascapanen harus lebih maju lagi. Itulah pentingnya peningkatan kapasitas SDM pertanian kita,” ujar Mentan SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menerangkan, SDM merupakan faktor utama dan pertama dalam peningkatan kapasitas produksi pertanian. SDM menjadi faktor penentu meningkatnya produktivitas pertanian. Tanpa SDM mumpuni, Dedi tak yakin produktivitas dapat terungkit.

“Maka dari itu, tiada kata lain kita harus terus menerus menggenjot produktivitas pertanian kita. Hal utama dan pertama dalam peningkatan produktivitas pertanian adalah SDM-nya, kapasitas manusianya,” terang Dedi.

Itu sebabnya program READSI Kementan pada tingkat utama lebih menyentuh pengetahuan petani dan penyuluh, dalam hal ini fasilitator desa melalui sekolah lapang. Sekolah lapang membuka wawasan petani mengenai proses pengolahan dan budidaya yang baik, pemupukan, penyemprotan, menangani hama, panen hingga pascapanen.

“Bahkan korporasi pertanian termasuk di dalamnya. Jadi, kalau kita mau sektor pertanian kita maju, maka harus dimulai dari peningkatan kapasitas SDM pertaniannya,” ujar Dedi. Dikatakan Dedi, program READSI Kementan sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional yakni menyediakan pangan untuk seluruh rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani dan menggenjot ekspor.

“Ketika produktivitas pertanian kita meningkat, maka kesejahteraan petani juga akan meningkat. Begitu juga dengan penyediaan pangan untuk 270 juta lebih rakyat Indonesia akan terpenuhi. Kita pun bisa meningkatkan ekspor,” ujar dia.

Tak hanya itu, peningkatan kapasitas SDM ini juga berkaitan dengan kualitas pertanian kita. “SDM itu membuka cakrawala berfikir petani dan penyuluh. Dengan SDM yang baik, kualitas hasil budidaya pertanian juga akan semakin baik,” tutur Dedi.

Salah satu penerima manfaat program READSI adalah tujuh kelompok di Desa Ayuhula, Kecamatan Dungaliyo, Kabupaten Gorontalo. Petani di desa tersebut merasakan manfaatnya positif sentuhan program READSI Kementan. Umar misalnya. Petani jagung ini mengaku produktivitasnya meningkat dua kali lipat dari setelah tersentuh program READSI Kementan. “Sebelumnya hasil panen saya 3,5 ton per hektar. Sekarang meningkat menjadi 6 ton per hektar.

“Di sekolah lapang kami diajarkan pemupukan, memilih dan melakukan pembenihan. Sebelumnya kami menanam bibit ulangan. Bantuan saprodi yang lengkap juga itu membuat produktivitas kami meningkat. Pola tanam kami 80 x 20 sentimeter jaraknya,” terang Umar.

Bahkan, program READSI Kementan membuat petani lainnya yang tak tersentuh program terpacu untuk ikut meningkatkan produktivitas. Idrap salah satunya. Petani jagung ini mengaku salut dan bangga lantaran produktivitas rekan-rekannya melonjak drastis sejak tersentuh program READSI Kementan.

“Saya petani di luar program READSI Kementan. Kami bangga dengan program ini. Kami juga berharap diajarkan hal yang sama dengan rekan-rekan kami agar produktivitas pertanian kami juga ikut meningkat,” tutur Idham.

Di Desa Ayuhula terdapat 21 kelompok tani. Dari jumlah tersebut, 7 kelompok di antaranya tersentuh program READSI Kementan. Rata-rata mereka mengalami perubahan drastis dari aspek peningkatan produktivitas dan kapasitas diri semenjak tersentuh program READSI Kementan.

Direkur Program International Fund for Agriculture Development (IFAD) untuk Kawasan Asia Pasifik, Ivan Cossio menjelaskan kedatangannya. Menurutnya, kehadirannya ke Kabupaten Gorontalo untuk melakukan monitoring dalam rangka review pertengahan project. “Tujuannya untuk melihat progres, hal apa yang harus kami persiapkan dari sekarang untuk kelanjutan program ini khususnya di Kabupaten Gorontalo dan Provinsi Gorontalo,” tutur Ivan.

Melalui program READSI, Ivan berharap petani dapat lebih berdaya dan mampu meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan dirinya. “Kami ingin program ini menjadi jalan atau pedoman baru bagi petani. Kami tak mau setelah program selesai, kehidupan petani kembali seperti semula,” tutur dia.

Bersyukur, Ivan menilai program READSI Kementan berjalan cukup baik dari kunjungannya ke beberapa kabupaten di Gorontalo. “Sesuai ekspektasi dan berjalan dengan baik. Kami berharap di masa mendatang petani dapat mandiri dalam membudidayakan pertanian mereka, serta dapat meningkatkan kesejahteraan mereka,” harap Ivan.

Imbas positif program ini dirasakan langsung oleh petani, baik terhadap peningkatan produktivitas mereka maupun peningkatan pendapatan petani. “Orientasi dari program ini adalah kemandirian dan peningkatan kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas budidaya pertanian mereka,” katanya.(*)

Related Post

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *