ATAMBUA – Konser Musik Perbatasan Atambua 2019 akan bergulir dua hari lagi. Tepatnya pada 8-9 Maret. Persiapan sudah sangat matang. Gerson Oliviera (Timor Leste) dan d’Masiv bakal habis-habisan menghibur penonton dan wisatawan. Konser Musik Perbatasan Atambua 2019 akan digelar di Lapangan Umum Simpang Lima, Atambua, Belu, Nusa Tenggara Timur.
“Kami mengingatkan publik, khususnya masyarakat Timor Leste. KMPA 2019 tinggal 2 hari lagi. Jadi segera persiapkan segala sesuatunya agar nyaman saat berkunjung ke KMPA 2019. Secara umum, KMPA 2019 bakal digelar lebih meriah. Beragam agenda sudah disusun detail,” ungkap Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani, Rabu (6/3).
KMPA 2019 akan dimulai pukul 14.00 WITA. Pada hari pertama event di Jumat (8/3), pesta dimulai dengan permainan alat musik tradisional. KMPA 2019 akan menampilkan Musik Sasando. Buat yang belum akrab, Sasando adalah alat musik tradisional dengan dawai. Sasando diadopsi dari Sasandu yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi.
“KMPA 2019 akan digelar sore hingga malam hari. Dengan konsep seperti ini, wisatawan punya waktu cukup untuk mengekplorasi potensi lain di sekitar Atambua. Ada destinasi wisata, budaya, kuliner, dan beragam kerajinan tangannya. Memberi sentuhan budaya, Sasando akan menjadi opening yang bagus. Sebab, kami ingin menampilkan potensi wilayah ini secara utuh,” terang Ricky.
Sasando bentuknya yang khas. Bagian utama Sasando ini berupa tabung panjang dari bambu. Pada bagian tengahnya diberi fret melingkar, lalu direntangkan dawai-dawai dari atas ke bawah. Uniknya, pembungkus Sasando berupa anyaman daun lontar.
“Sasando ini luar biasa. Nantinya wisatawan juga bisa mengenal Sasando ini. Yang jelas, KMPA 2019 akan memberi kejutan lain,” katanya.
KMPA 2019 juga menampilkan Tari Likurai. Biasanya tarian ini dibawakan oleh masing-masing 10 penari putra dan putri. Gerakan penari putri didominasi oleh hentakan kaki dan liukan tubuh. Untuk putra, tariannya mengadopsi gerakan perang dengan 2 kaki juga menghentak. Tari Likurai ini pernah ditampilkan dalam opening ceremony Asian Games 2018.
“Budaya menjadi warna terbaik KMPA 2019. Ini akan menjadi kekuatan bagi pariwisata di NTT secara umum. Untuk memberikan informasi cukup, kami juga akan tampilkan clip destinasi wisata di Atambua. Nanti akan ada video profil Pantai Atapupu dan Air Terjun Mauhalek. Ada juga destinasi Fulan Fehan. Lalu, malamnya ada kompilasi video destinasi di Atambua,” ujar Ricky lagi.
Usai menikmati beragam acara opening, festival band perbatasan pun digulirkan. Festival mengusung label ‘Band Competition’. Festival band ini akan menampilkan kategori Youth dan Adult. Kategori Youth rencananya digulirkan lebih dahulu, baru diikuti Adult. Setelah Band Competition, KMPA 2019 akan menampilkan aksi Gerson Oliveira. Sebelum tampil, akan ada penampilan tari kreasi modern.
“Kompetisi band ini akan menjadi sajian unik. Sebab, wisatawan bisa menikmati beragam skill musik mumpuni di perbatasan. Agenda lalu disambung dengan penampilan Gerson. Ada banyak kejutan yang akan ditampilkan oleh Gerson. Untuk itu, rangkaian KMPA 2019 ini jangan sampai terlewatkan. Setiap agenda harus diikuti,” jelas Ricky.
Kemeriahan serupa akan ditampilkan pada hari ke-2, Sabtu (9/3). Tata waktu relatif sama dan komposisi agendanya lebih padat. Lebih spesial ada pengumuman pemenang Band Competition. Lalu, para pemenang dari 2 kategori juga diberikan slot untuk tampil.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memaparkan, penyelenggaraan KMPA 2019 lebih meriah.
“Agenda padat dimiliki KMPA 2019. Momentum terbaik ini jangan sampai terlewatkan. Hari pertama dan ke-2 sama meriahnya. Jadi, pastikan venue KMPA 2019 sebagai destinasi wisata selama 2 hari. Pasti ada banyak inspirasi dan kemeriahan yang diberikan oleh para penampil,” papar Menpar.
Hari ke-2 event makin spesial dengan kehadiran Harmony Band dan d’Masiv. Harmony Band akan tampil lebih dahulu. d’Masiv menjadi penutup rangkaian event KMPA 2019. Ada banyak hits yang akan ditampilkan.
“d’Masiv akan menjadi penyempurna pesta selama 2 hari. Yang terpenting, silahkan datang lagi lain hari ke Atambua. Untuk khusus mengekplorasi lebih detail destinasi dan budayanya,” tutupnya. (*)