Training Dasar Fasilitasi Rantai Nilai IPDMIP Digelar PPIU Sulteng

503 0

DESTINASIDIGITAL.COM//SULAWESI TENGAH – Peningkatan kesejahteraan petani menjadi salah satu fokus utama di sektor pertanian. Untuk mewujudkan hal tersebut, PPIU Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Tengah mengadakan kegiatan Training Dasar Fasilitasi Rantai Nilai kegiatan Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP), 11-14 November 2020.

Hadir dalam pembukaan kegiatan antara lain Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Tengah, Sekretaris Dinas TPH Sulawesi Tengah, serta Kepala-Kepala Bidang di lingkungan Dinas TPH Sulawesi Tengah.

Pelatihan ini adalah angkatan ke III dari IV angkatan yang direncanakan. Pada pelatihan ini pemateri berasal dari NPIU, PPIU, Konsultan, BPTP dan Akademisi dari Universitas Tadulako dan Widyaiswara. Pelatihan berlangsung dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, penugasan dan praktek lapangan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan, upaya peningkatan kesejahteraan petani terus dilakukan.

“Kita melakukan berbagai kegiatan dan program yang diinisiasi oleh pemerintah maupun pihak swasta, serta kolaboratif diantara keduanya. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian melaksanakan hal tersebut melalui kegiatan IPDMIP,” katanya.

Kegiatan training diikuti 30 orang penyuluh yang berasal dari 3 Kabupaten, yaitu Banggai 12 orang, Poso 10 orang, dan Toli-Toli 8 orang.

Ketua Panitia kegiatan melaporkan, kegiatan ini dibiayai oleh Dana IPDMIP yang tertuang dalam AWPB 2020. Lebih lanjut disampaikan bahwa tujuan kegiatan ini adalah menyiapkan tenaga lapangan dalam bidang rantai nilai yang berkualitas sehingga dapat meleksanakan kegiatan rantai nilai bagi petani di daerah irigasi.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Trie Iriany Lamakampali, mengatakan peran sektor pertanian harus dihayati dengan baik sebagai petugas di tingkat lapangan sehingga sektor pertanian tetap bisa menjaga pertumbuhan ekonomi dengan baik di tengah pandemi Covid 19.

“Saat ini masih banyak kendala yang dihadapi dalam pengembangan pembangunan pertanian. Salah satu kendala adalah hasil penelitian atau teknologi yang ada belum bisa secara maksimal diadopsi oleh petani. Selain itu, informasi tentang pasar yang belum sepenuhnya bisa diakses oleh petani sehingga berakibat pada pendapatan petani yang masih rendah. Saat ini nilai tukar petani gabungan di Sulawesi Tengah hanya sebesar 98-99 per tahun,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan bahwa penyuluh diharapkan dapat mengoptimalkan Kostratani sebagai upaya memperbaiki kondisi pertanian saat ini.

PPL diharapkan bisa meningatkan kelembagaan kelompok tani yang ada mejadi semakin kuat dan bisa sampai menjadi kelompok koperasi. Berkaitan dengan pelatihan rantai nilai Kepala Dinas berharap penyuluh dapat menigkat pengetahuannya tentang materi yang ada.

Salah seorang narasumber, Imam Wahyudi, mengatakan bahwa saat ini peran gender dalam rantai produksi dalam sektor pertanian sering kali belum diperhatikan.

Ini berdampak pada banyak hal, seperti kurang tepatnya target penerima manfaat dari program peningkatan produksi, hilangnya kesempatan bisnis, pengelolaan usaha yang kurang efektif, hingga rendahnya kesejahteraan produsen (petani).

“Agar kinerja rantai nilai lebih efektif dan bermanfaat bagi perempuan dan laki-laki, perspektif gender sangat diperlukan dalam merancang program-program pengembangan bisnisnya,” katanya.

Ditambahkannya, saat ini masih ada stigma bahwa perempuan juga tak dianggap sebagai petani karena dinilai hanya membantu suami padahal perempuan banyak mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan tehnis budidaya.

Sehingga kedepan dibutuhkan komitmen dalam bentuk kebijakan dan program pertanian, pangan dan gizi yang lebih berpihak dan menempatkan perempuan sebagai gate keeper ketahanan pangan keluarga. Misalnya, program penyuluh baru harus memberi akses yang lebih besar pada perempuan.

“Data empiris menunjukkan, ketika memiliki kendali atas pendapatan, perempuan akan mengalokasikannya untuk kesejahteraan keluarga, terutama dalam memperbaiki ketahanan gizi dari kelompok paling rawan dikeluarga seperti balita, ibu hamil dan ibu menyusui,” ulasnya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan Kementerian Pertanian selalu mengupayakan peningkatan kesejahteraan petani.

“Salah satu caranya adalah memanfaatkan IPDMIP untuk meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya di daerah irigasi. Jika produktivitas meningkat, pendapatan petani juga meningkat. Kemampuan SDM juga harus kita tingkatkan agar mereka bisa mengelola pertanian dengan baik,” katanya.(NS/EZ)

Related Post

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *