Eksplorasi Danau Toba, Kemenparekraf/Baparekraf Tawarkan Ulos Tarabunga

1921 0

TOBA – Eksotisnya Ulos Tarabunga dipotret Kemenparekraf/Baparekraf melalui eksplorasi Destinasi Super Prioritas Danau Toba. Keunikan karya kreatif tersebut memiliki nilai filosofi yang tinggi. Warna warni terbaik tersebut tergali melalui diskusi santai antara Kemenparekraf/Baparekraf dengan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di desa Wisata Tara Bunga, Sabtu (29/8).

Eksplorasi potensi destinasi Danau Toba dilakukan oleh Kemenparekraf/Baparekraf melalui Direktorat Pengembangan Destinasi Regional I, Sabtu (29/8). Lokasinya berada di Kantor Kepala Desa Tarabunga, Tampahan, Toba , Sumatera Utara. Agenda audiensi ini sebagai tindak lanjut Rapat Koordinasi Pengembangan Desa Wisata Danau Toba, 27-28 Agustus 2020.

“Kami memproduksi Ulos khas Danau Toba. Motifnya ada banyak dengan karakternya masing-masing. Pembuatan Ulos menjadi daya tarik Tarabunga, selain keindahan alam. Ulos kami kembangkan melalui industri rumahan. Sejauh ini hasilnya sangat bagus karena pasarnya sudah ada di kawasan Danau Toba,” ungkap Pengrajin Ulos Tarabunga Cermin Manurung, Sabtu (29/8).

Menjadi warna eksotis lain Danau Toba, Ulos Tarabunga dikembangkan oleh 7 pengrajin. Produk Ulos yang dihasilkan berupa selendang. Ukurannya 2 M x 0,9 M. Ulos tersebut bisa didesain menjadi baju dan lainnya. Motif yang dikembangkan Tarabunga adalah Ulos Bintang Maratur, Mangiring, Sadum, hingga Hela. Ulos tersebut memiliki karakteristik unik dengan nilai filosofi tinggi.

“Destinasi Super Prioritas Danau Toba luar biasa. Potensinya besar, termasuk Ulos yang dikembangkan di destinasi Tarabunga. Motifnya sangat eksotis dan penuh inspirasi. Secara alam, destinsi Tarabunga sangat indah dengan view langsung ke Danau Toba. Kami rekomendasikan Tarabunga sebagai destinasi wisata,” terang Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Hari Santosa Sungkari.

Mengembangkan Bintang Maratur, Ulos ini memiliki motif berupa garis tegak lurus. Garis-garis tersebut lalu dikombinasikan dengan corak Jabbak. Motif Ulos Bintang Maratur memiliki warna religius karena menjadi bentuk pengharapan atas berkat Tuhan bagi pemakainya. “Dengan seluruh keindahannya, Ulos menjadi salah satu cendera mata terbaik dari Danau Toba. Ulos tidak lekang oleh waktu,” lanjutnya.

Serupa Bintang Maratur, nilai besar juga dimiliki Ulos Mangiring. Dengan corak garis lurus beriringan, Ulos Mangiring menjadi simbol kesuburan dan kesepakatan. Ulos Mangiring sering diberikan orang tua kepada anaknya. Ulos Mangiring juga jadi doa agar sang anak penerimanya segera mendapatkan adik. Mangiring juga bisa menjadi sugesti bagi pasangan suami-istri yang belum memiliki keturunan.

“Beragam potensi yang ada di kawasan Danau Toba memang harus diangkat. Sebab, motif dan filosofi yang dimilikinya sangat eksotis. Ulos selalu memberikan energi positif bagi para pemakainya. Kami tentu akan dukung beragam pengembangan potensi yang ada di kawasan Danau Toba,” jelas Direktur Pengembangan Destinasi Regional I Oni Yulfian.

Dengan beragam filosofinya, fungsi khusus bahkan dimiliki beberapa Ulos produk Tarabunga. Ulos Hela contohnya, selalu menjadi bagian penting dalam prosesi pernikahan. Diberikan oleh orang tua sebagai tanda persetujuan pernikahan, Ulos Hela lalu dipakaikan kepada dua mempelai di pelaminan. Ulos ini juga menjadi tanda perubahan status dari lajang menjadi menikah.

Warna kegembiraan dan harapan juga ditawarkan Ulos Sadum. Motifnya khas dengan bingkai berwarna gelap pada dua sisinya. Backgroundnya identik merah dengan tambahan bunga dan gorga. Motif Ulos Sadum menjadi simbol suka cita dan penyemangat seseorang dalam bekerja sehari-hari. Koordinator Area I Pengembangan Destinasi Regional I Wijonarko mengatakan, Tarabunga akan tumbuh sebagai destinasi wisata.

“Kawasan Tarabunga akan tumbuh sebagai destinasi unik dan menarik di Danau Toba. Keindahan yang ditawarkan destinasi ini lengkap, apalagi ada Ulos di dalamnya. Ulosnya juga khas dengan beragam harapan yang dimilikinya. Yang jelas, selalu ada energi positif bagi pemakaiannya,” kata Wijonarko.

Ulos khas Tarabunga semakin unik karena menggunakan pewarnaan alami. Identik dengan Merah dan Hitam, pewarnaan dilakukan dengan memanfaatkan kekayaan alam di sekitar Tarabunga. Untuk warna Merah dihasilkan dari getah kayu Sola, adapun hitam berasal dari campuran kayu dan daun Recek. Bila tertarik, silahkan datang ke Desa Tarabunga atau menghubungi nomor 085276029275.

“Ulos dari Tarabunga sudah diakui kualitasnya. Mereka memang memiliki pangsa pasar tersendiri di area Danau Toba. Produk kreatif dari Tarabunga banyak yang mencari. Apalagi, pengerjaannya ini dilakukan secara alami baik pembuatan dan pewarnaannya,” tutup Sub Koordinator Area I A Pengembangan Destinasi Regional I Andhy Marpaung.(*)

Related Post

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *